jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) memprediksi tiga dari sekian banyak jenderal polisi yang mengikuti seleksi calon pimpinan KPK bakal lulus hingga tahap akhir.
Tiga orang itu merupakan jenderal yang patuh memberikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN. Mereka ialah Irjen (Pol) Dharma Pongrekun, Irjen (Pol) Antam Novambar dan Irjen (Pol) Firli Bahuri.
BACA JUGA: Peserta Seleksi Capim KPK Tinggal 104 Orang, Ada 12 Pendaftar dari Unsur Polri
“Dharma dan Antam merupakan figur yang belum pernah menjadi kapolda, sehingga bebas dari kemungkinan komplain masyarakat di daerah. Sedangkan Firli pernah bertugas di KPK sehingga sangat paham dengan dinamika yang terjadi di lembaga antirasuah itu,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan tertulis, Rabu (24/7).
Neta menilai, banyaknya jenderal polisi yang ikut seleksi capim KPK menunjukkan betapa strategisnya lembaga antirasuah tersebut bagi insan kepolisian. Padahal, di Polri sendiri ada direktorat tindak pidana korupsi yang bisa menjadi tempat mereka mengabdi dan berkiprah.
BACA JUGA: Capim KPK yang Baru Seharusnya Ditentukan DPR Periode 2014-2019
“Fenomena ini patut dicermati. Meski demikian, IPW berharap pansel bersikap selektif terhadap figur-figur jenderal kepolisian karena bukan mustahil muncul polemik dari tempat mereka pernah bertugas, dulu maupun saat ini,” ujar Neta.
Untuk itu, lanjut Neta, pansel perlu mencari informasi ke tempat mereka pernah bertugas. “Terutama saat mereka menjabat sebagai kapolda agar tidak terjadi salah pilih dalam proses selanjutnya,” ujarnya.
BACA JUGA: Antasari: Saya Mantan Ketua KPK, Tidak Mungkin Saya Lemahkan
Neta menambahkan, dalam seleksi kali ini, pihaknya fokus mencermati lima hal, yakni banyaknya jenderal polisi yang ikut seleksi, ikutnya tiga petahana pimpinan KPK dalam seleksi, dugaan adanya para petualang pencari kerja yang ikut seleksi, adanya simpatisan partai politik ikut dalam seleksi dan mencermati kemungkinan figur-figur radikal menyusup dalam proses seleksi capim KPK.
BACA JUGA: Pansel Capim KPK Terima 900 Masukan Publik, Isinya Mengejutkan
“Keikutsertaan petahana juga patut dicermati karena selama ini belum pernah ada petahana yang dua periode. Selain itu petahana yang ikut seleksi, tidak menunjukkan prestasi yang luar biasa, bahkan gagal menjaga soliditas KPK,” ujarnya.
IPW mengapresiasi kerja pansel sejauh ini telah bekerja cepat menyeleksi 376 pendaftar hingga menetapkan 104 capim KPK untuk ikut tahap selanjutnya. Pansel diharapkan bisa mendapatkan figur pimpinan KPK yang mampu membawa perbaikan pada KPK.
“Misalnya ‘jenis kelamin’ institusi KPK harus diperjelas, apakah ia ASN atau bukan. Mengingat KPK dibiayai negara ‘jenis kelamin’ dan keberadaan pegawainya harus mengacu kepada UU ASN. Jika pegawai KPK mengacu ke UU ASN wadah pegawai KPK harus dibubarkan. Sebab ASN tidak mengenal Wadah Pegawai tapi mengacu kepada Korpri,” kata Neta.
Neta menegaskan, perubahan terhadap KPK harus segera dilakukan pimpinan baru KPK agar lembaga superbodi itu tidak menjadi kerajaan sendiri yang bertolak belakang dengan UU ASN.
“Pimpinan baru KPK harus berani mendorong perubahan ini sehingga sebagai pimpinan mereka tidak dikebiri pegawainya," pungkas Neta. (*/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sesalkan Pansel tidak Periksa Laporan Kekayaan Pendaftar Capim KPK
Redaktur & Reporter : Adek