IPW Tuntut Kapolri Mempertegas Netralitas Polri di Pilkada

Minggu, 24 Juni 2018 – 13:05 WIB
Neta S Pane. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian perlu kembali menegaskan sikap netralitas Polri saat pilkada 2018. Sebab, beberapa hari menjelang pelaksanaan pilkada laporan ketidaknetralan anggota kepolisian terus bermunculan.

“Meski sudah ada pejabat kepolisian yang dicopot dari jabatannya akibat mengampanyekan paslon tertentu, tapi aksi ketidaknetralan polisi di berbagai daerah masih saja terjadi,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Minggu (24/6).

BACA JUGA: SBY Tuding Aparat Menzalimi Demokrat di 7 Daerah Ini

IPW mencatat, 22 Juni 2018 warga Tapanuli Utara, Sumatera Utara melakukan aksi demo ke DPRD dan ke polres setempat.

Massa menuntut Kapolres segera mengundurkan diri karena dinilai tidak konsisten dan tak mampu menjaga netralitas kepolisian di pilkada 2018 di daerahnya. Apalagi, kata Neta, ada oknum anggota DPR ikut-ikutan mempengaruhi ketidaknetralan tersebut.

BACA JUGA: Kasus Rizieq Shihab Dihentikan, RPI: Polri Tebang Pilih

Akibat ketidaknetralan polisi ini warga Tapanuli Utara khawatir terjadi konflik di daerahnya. Padahal, warga berharap pilkada 2018 bisa berjalan lancar dan aman tanpa keberpihakan oknum oknum kepolisian pada paslon tertentu. Warga justru berharap polisi mumpuni dalam menjaga proses demokratisasi di daerah itu.

“Melihat situasi panas ini, Mabes Polri lewat Satgas Nusantaranya perlu segera turun ke Tapanuli Utara agar tidak terjadi konflik di daerah itu,” ungkap Neta.

BACA JUGA: Ini Seruan MUI terkait Pelaksanaan Pilkada Serentak

Tak hanya di Tapanuli Utara, Neta menyebut di Kepulauan Riau (Kepri) juga muncul masalah. Pertemuan Wakapolda Kepri Brigjen Yan Fitri dengan Ketua DPW PDIP dan tim sukses paslon tertentu di Kedai Kopi BT 10 Tanjungpinang memunculkan berbagai spekulasi tentang ketidaknetralan polisi di pilkada 2018.

"Untuk itu Wakapolda perlu menjelaskan pertemuan itu secara transparan agar pilkada di daerah ini berjalan aman tanpa konflik," jelasnya.

Isu ketidaknetralan polisi di Pilkada 2018 telah membuat panas situasi di sejumlah daerah. Jajaran TNI dan kalangan kepolisian yang setia menjaga netralitas institusinya mengkhawatirkan situasi ini.

Ketidaknetralan polisi ini bukanlah yang pertama. Di pilpres 2009 ketidaknetralan polisi sempat marak. Sejumlah kaus partai politik penguasa sempat ditemukan di sejumlah polsek dan polres.

IPW berharap kasus ini tidak terulang lagi, apalagi Mabes Polri sudah membentuk Satgas Nusantara untuk menjaga pilkada 2018 yang aman, damai, dan lancar. Namun masih saja banyak oknum-oknum polisi yang bermain dan tidak netral sehingga menimbulkan ancaman konflik di pilkada 2018.

"Untuk menertibkan ulah oknum oknum ini dan untuk menciptakan pilkada 2018 yang damai, Kapolri perlu kembali menekankan netralitas kepolisian dan segera menindak anggota polisi yang berpihak pada paslon tertentu," katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masa Tenang, Karolin-Gidot Komitmen Menolak Politik Uang


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler