JAKARTA -- Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane punya pandangan menarik terkait serangan maut ke Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera UtaraNeta menilai, aksi itu merupakan bagian dari upaya pihak tertentu untuk meruntuhkan citra Kapolda Sumut, Irjen Pol Oegroseno
BACA JUGA: Imparsial Anggap Hendarman Gagal Total
Menurutnya, serangan ini punya tali-temali dengan perampokan Bak CIMB Niaga, Medan, beberapa waktu lalu"Sejak awal, mulai kasus perampokan CIMB, IPW sudah melihat, ini suatu upaya pembusukan untuk menjatuhkan citra Oegro
BACA JUGA: Ketua Fraksi Diperiksa KPK 8 Jam
Amati lagi kasus perampokan CIMB ituNeta pun menganalisis aksi perampokan CIMB
BACA JUGA: Senin, Paripurna Hasil Fit and Proper Test Agus Suhartono
Disebutkan, setidaknya ada lima kejanggalan aksi ituPertama, dilihat dari gerakan para pelakunya, yang terlihat sangat terlatih, fisiknya tegap-tegap, cara membawa senjatanya yang nampak profesional, dan cara melompat mejanya pun terlihat ringan"Itu bukan perampok biasa," cetusnya.Kedua, adanya foto-foto perampok, itu menunjukkan kejanggalan yang lainMenurutnya, sangat aneh jika ada perampok yang membiarkan dirinya difoto jeprat-jepret berulang-ulangAneh juga jika ada warga yang berani mengambil foto para perampok yang bersenjata seperti itu"Kalau perampok biasa, pasti marah jika ada yang mengambil fotonyaBahkan, kalau perampok biasa, yang memfotonya itu pasti dimarahi, bahkan ditembak," terangnya.
Tapi, yang terjadi malah sebaliknya"Para perampok malah bergaya kayak foto model saat difotoNenteng senjata, naik motor sambil ngacungkan senjataApakah ini wajar dilakukan perampok biasa? Menurut saya, ini untuk mempermalukan Oegro, untuk menjatuhkan citra OegroIngat, ini menjelang suksesi Kapolri, dimana nama Oegro sempat disebut-sebut sebagai salah satu kandidat," ujarnya.
Kejanggalan ketiga, jika teroris, biasanya yang dirampok adalah toko emas atau SPBUItu pun, dipilih sasaran toko emas atau SPBU yang letaknya terpencil"Tapi CIMB itu di tengah kotaBahkan aksinya pun tenangKalau perampok biasa, pasti terburu-buru," kata Neta.
Kejanggalan keempat, ada salah seorang petinggi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang ikut turun ke Medan dalam menangani kasus penyerangan Mapolsek Hamparan ituDalam tradisi di kepolisian, ini sangat janggal"Tapi saya tak menyebutkan nama," kilahnya, saat diminta siapa petinggi BNN dimaksud"Meski dia pernah bertugas di Densus, tapi ini bentuk penyalahgunaan wewenangApa kaitan terorisme dengan narkotika?" ujarnya.
Kejanggalan kelima, yang sudah menjadi polemik, yakni tidak adanya koordinasi penyerangan "teroris" itu dengan Kapolda Sumut"Kenapa Densus tak koordinasi dengan Polda? Ini misteri, yang harus segera dijawab," cetusnyaNeta mengusulkan agar Komnas HAM segera turun tangan untuk melakukan investigasi"Agar isu-isu negatif bisa segera dihentikan," harapnya
Neta mengaku menerima keluhan sejumlah kapolda"Sikap Densus yang dianggap arogan, sombong, sok tahu, meremehkan TNI AU, sesama polisiIni menimbulkan keresahan sejumlah kapolda, yang mengeluhkan arogansi densus," paparnya.
Dia mengatakan, arogansi ini harus segera diakhiriJika tidak, maka bisa membahayakanDengan TNI AU misalnya, akan sangat rawan menimbulkan ketegangan, bahkan konflik terbuka"Di tingkat bawah bahaya, karena sama-sama membawa senjataTerlebih TNI AU Medan saya dengar sudah mengajukan surat protes," pungkasnya(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wako Tomohon Enggan Ajukan Penangguhan Penahanan
Redaktur : Tim Redaksi