Seperti dirilis situs Al Jazeera, Jumat (21/8), berdasarkan berita AFP, tim pemeriksa PBB tersebut baru-baru ini bahkan sudah selesai melakukan pengecekan terhadap salah satu reaktor nuklir yang hampir rampung, yakni reaktor Arak di kawasan Iran bagian tengah
BACA JUGA: Hadapi Badai, AS-Kuba pun Bekerjasama
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh sejumlah diplomat luar negeri Iran.Para diplomat yang tak ingin namanya dicantumkan tersebut, antara lain menyebutkan bahwa kunjungan tim inspeksi dari IAEA (International Atomic Energy Agency) itu berlangsung pekan lalu
Lebih jauh, masih berdasarkan keterangan diplomat luar negeri tersebut, pemerintah Iran juga setuju membiarkan tim dari IAEA untuk tetap memonitor operasi reaktor nuklir itu
BACA JUGA: Hampir 2.000 Anak di Cina Keracunan Logam
Iran bahkan membolehkan para pemeriksa dari PBB untuk mengawasi pula reaktor nuklir lainnya yang terutama fokus pada aktivitas pengayaan uranium, yaitu reaktor Natanz."Fasilitas penampungan dan tindakan pengawasan juga telah di-update sebagaimana keinginan lembaga (pemeriksa) tersebut," tutur salah seorang diplomat yang menjadi narasumber itu pula
Reaktor Arak yang berkekuatan 40 megawatt, selama ini terutama dikenal memproduksi material untuk bahan bakar nuklir, yang lebih jauh disebut-sebut juga bisa digunakan sebagai bahan pembuat senjata (nuklir)
BACA JUGA: Tak Ada Penyesalan bagi John Yettaw
Sejauh ini, pemerintah Iran menegaskan bahwa reaktor ini hanya membuat isotop yang murni digunakan untuk bidang pertanian serta medis.Namun demikian, banyak negara Barat selama ini khawatir serta menduga bahwa fasilitas tersebut bisa saja digunakan Iran untuk mengembangkan program senjata nuklirSebaliknya, Iran pun senantiasa membantah tuduhan itu, serta tak mempedulikan ancaman sanksi Dewan Keamanan PBB dan terus saja melakukan pengolahan uranium di sana(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilpres Afghanistan Berlangsung dalam Ketegangan
Redaktur : Tim Redaksi