Ironis, Orang Kantor Mestinya Lebih Paham Protokol Kesehatan

Rabu, 29 Juli 2020 – 15:30 WIB
Ilustrasi Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai tren perkantoran sebagai klaster baru penyebaran Covid-19 adalah sebuah ironi.

Hal ini mengingat perkantoran itu dihuni orang yang berpendikan serta memahami apa dan bagaimana protokol kesehatan Covid-19.

BACA JUGA: Klaster Perkantoran Meluas, Anies Baswedan: Laporkan Kalau Tempat Kerja tidak Taat Protokol

"Saya mengatakan kenyataan ini sangat ironi. Mengapa? Karena orang-orang yang berada di kantor kan umumnya berpendidikan. Nah, semestinya mereka sudah paham bagaimana seharusnya menyikapi ancaman Covid-19 ini, tetapi kan kenyataannya banyak perkantoran yang kini menjadi klaster baru khususnya di Jakarta," kata Rahmad dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (29/7).

Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan sebelum vaksin ditemukan, kunci kemenangan dalam perang melawan Covid-19 hanya satu yakni displin yang tinggi dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan.

BACA JUGA: Catat! Ini 8 Klaster Berbahaya Rawan Penularan Covid-19

"Kalau protokol kesehatan, misalnya jaga jarak, penggunaan masker dan anjuran untuk mencuci tangan pun terabaikan atau dianggap remeh, ya itu namanya teledor. Akhirnya, ya begini jadinya," ujar legislator asal Boyolali, Jawa Tengah, ini.

Dia mengatakan, maraknya penyebaran Covid-19 di perkantoran ini merupakan keprihatinan bersama. Dia mengimbau pihak perusahaan, karyawan, harus bersama-sama meningkatkan kewaspadaan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: FPI Sebut Pemerintah Gagal, Cuti PNS, Nasir Mempermalukan Demokrat dan AHY

"Saya ingin mengimbau khususnya kepada para pekerja di kantoran, mulailah mendisplinkan diri sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Kenyataan yang mengkhawatirkan ini harus jadi proses pembelajaran bersama agar kasus klaster perkantoran ini tidak meledak kembali dan makin parah," imbaunya.

Rahmad mengatakan dalam menghadapi pandemi banyak hal yang semestinya jadi bahan evaluasi. Menurutnya, peringatan WHO tentang airborne yakni penularan virus lewat udara juga harus menjadi perhatian.

"WHO sudah mengatakan tentang airborne, karena itu sirkulasi di udara juga harus diperhatikan. Pokoknya semua protokol kesehatan yang dianjurkan WHO dan pemerintah itu harus benar-benar dijalankan," katanya.

Rahmad menilai masih sering dalam rapat di kantor jarak di antara peserta terabaikan. Sering juga, lanjut dia, saat berbicara masker sengaja dibuka.

 "Jangan salah. Justru hal sepele seperti membuka masker saat rapat, berpotensi menjadi penyebaran virus corona dari orang terpapar tanpa gejala (OTG). Akhirnya, perusahaan jadi klaster baru," jelasnya.

Rahmad mengingatkan sesuai data yang dikeluarkan Gugus Tugas di Jakarta sebanyak 66 persen orang yang terpapar virus corona tertular dari OTG. Karena itu, katanya, saat rapat di kantor, masker sering dibuka. Padahal, saat masker terbuka itulah virus menyebar.

"Saya juga mendukung makan bersama di kantor semisal seusai rapat ditiadakan saja. Karena saat makan bersama itu semuanya kan membuka masker. Kondisi seperti itu sangat berpotensi penyebaran virus," ungkapnya. boy/jpnn)


Redaktur : Natalia
Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler