jpnn.com - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) berkomitmen mewujudkan persatuan dan kesejahteraan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Untuk itu, perubahan paradigma baru dari paradigma lama dalam pembangunan transmigrasi menjadi starting point Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman.
BACA JUGA: Kementrans Bakal Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%
Demikian disampaikan Juru Bicara Kementrans Irwan Fecho. Dia menyebut perubahan paradigma ini penting untuk menjamin terwujudnya peningkatan kesejahteraan para warga transmigran dan penduduk sekitar kawasan transmigrasi yang hidup berdampingan secara harmonis.
BACA JUGA: Guru Supriyani Cabut Kesepakatan Damai dengan Aipda Wibowo Hasyim, Ini Bunyi Suratnya
"Harmonis dan sejahtera melambangkan persatuan dan kesejahteraan. Dua sisi yang tidak terpisahkan. Tidak mungkin bersatu kalau tidak sejahtera sebaliknya tidak mungkin sejahtera jika tidak bersatu," ujarnya dikutip dari siaran pers, Jumat (8/11/2024).
Lantas perubahan paradigma seperti apa yang dilakukan Mentrans Iftitah Sulaiman dalam membangun kawasan transmigrasi?
BACA JUGA: LBH HAMI: Perdamaian Guru Supriyani & Orang Tua Siswa Tak Ada Gunanya
"Pak Menteri Iftitah menyampaikan bahwa paradigma baru ini dimulai dengan reposisi, redefinisi, reaktualisasi, revitalisasi dan restrukturisasi Kementerian Transmigrasi," terangnya.
Staf khusus Menteri Transmigrasi itu mencontohkan, terkait reposisi, pusat yang sebelumnya sebagai steering dan operating factor, kini Kementrans menjadi fasilitator dan integrator.
"Yang tadinya kebijakan dari top down menjadi bottom up, sentralistik menjadi desentralistik," ungkap putra Kalimantan Timur itu.
Terkait redefinisi, bahwa dulu orientasinya pada jumlah penduduk yang dipindahkan, maka paradigma barunya adalah berorientasi pada kesejahteraan transmigran dan warga sekitarnya.
Begitupun dengan revitalisasi, yang tadinya prioritas pada pembangunan kawasan baru maka mulai sekarang difokuskan pada pemberdayaan kawasan.
"Kalau dulunya dipandang merusak hutan dan lingkungan maka sekarang semangatnya pembangunan berkelanjutan," ujar Irwan.
Selanjutnya, reaktualisasinya juga begitu. Tidak lagi eksklusif tetapi justru lebih inklusif. Jika dulunya sangat sektoral maka Kementerian Transmigrasi saat ini melandaskan pada semangat kolaboratif
"Untuk itu, Menteri Transmigrasi bapak Iftitah Sulaiman telah menginstruksikan pada seluruh jajaran Kementrans agar dalam perencanaan sampai pelaksanaan program dan kegiatan selalu indikator utamanya terkait Persatuan dan Kesejahteraan," tutur Irwan Fecho.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam