jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Maswadi Rauf mengatakan pernyataan saling maaf (islah) antara kubu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dan kubu Sekjen PPP M Romahurmuziy tidak ikhlas. Faktanya kata Maswadi, Mukernas tetap memutuskan mempercepat Muktamar untuk mengganti Suryadharma Ali.
"Saling memaafkan itu hanya sandiwara mereka. Faktanya tidak ada islah di antara dua kubu yang bertikai di tubuh PPP. Kalau memang islah, harusnya tidak mempercepat muktamar untuk mengganti Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali," kata Maswadi ketika dihubungi wartawan Minggu (27/4).
BACA JUGA: Debat Depan SBY, Dino Kritik Pemda Persulit Investor
Dengan berpura-pura islah, lanjutnya, perseteruan di tubuh PPP akan terus berlanjut karena masih ada masalah yang belum terselesaikan di antara dua kubu. "Syarat islah harus berlapang dada. Kalau ada muktamar dipercepat, artinya belum ada kelapangan dada. SDA saya rasa sulit menerima keputusan Mukernas yang diambil oleh kubu Romahurmuziy. Pertikaian belum akan berakhir," ungkapnya.
Maswadi menilai, fatwa Ketua Majelis Syariah PPP Maimun Zubair bahwa posisi masing-masing pihak yang bertikai dikembalikan dan saling pecat di antara pihak-pihak yang bertikai tidak diindahkan oleh elit-elit PPP.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Janjikan Ketahanan Pangan
"Dengan kondisi ini maka PPP di ambang kehancuran. Partai politik Islam yang tidak mengindahkan fatwa seorang ulama yang kharismatik yang sebenarnya menginginkan kebaikan pasti akan hancur ditinggalkan umat. Kalau fatwa ketua dewan syariah saja tidak diindahkan, bagaimana umat uslim bisa berharap pada PPP yang katanya berazaskan Islam ini?," pungkas Maswadi.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Golkar Incar Peserta Konvensi Demokrat untuk Cawapres Ical
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tifatul Isyaratkan Koalisi PKS-Demokrat Tetap Terbuka
Redaktur : Tim Redaksi