JAKARTA — Pihak Istana menjawab kritikan yang dilontarkan mantan Presiden Megawati Soekarno Putri kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perihal kisruh perbatasan RI dengan MalaysiaPernyataan Megawati yang menuding Presiden SBY lemah soal polemik perbatasan di Tanjung Datuk dan Camar Bulan, Kalimantan Barat, dinilai Istana tidak tepat.
"Kita sepakat untuk hal yang menyangkut kedaulatan negara, tidak ada kompromi," tegas juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menjawab wartawan di Jakarta, Rabu (12/10).
Permasalahan batas wilayah kedua negara, kata Julian, masih bisa dicarikan titik temu terbaik
BACA JUGA: Pensiun Dini PNS Bukan Paksaan
Sementara berdasarkan temuan pemerintah di lapangan, tidak ada unsur kesengajaan pencaplokan wilayah karena hilangnya patok batas diakibatkan abrasi air laut."Yang jelas pemerintah melaksanakan apa yang menjadi kesepakatan perjanjian batas kedua Negara 1978
Staf khusus presiden bidang komunikasi dan public relation, Heru Lelono juga ikut berkomentar
BACA JUGA: Pencekalan Imigrasi Tak Salahi Konstitusi
Menurutnya, penilaian Megawati bahwa sikap Presiden SBY lemah sama sekali tidak tepat"Mestinya Bu Mega sudah paham benar, karena saat Bu Mega sempat jadi Presiden, Menkopolhukamnya SBY
BACA JUGA: Demi Kabinet Baru, SBY Tak Keluar Istana
Saat itu Menkopolhukam-nya sering menangani langsung persoalan seperti ini,’’ bela Heru.Mengurus kedaulatan negara, kata Heru, sudah menjadi harga mati bagi pemerintahBilamana Megawati ingin ikut berpartisipasi, memberikan ide ataupun kontribusi, maka Presiden SBY akan menerimanya.
"Kalau Bu Mega ingin memberikan kontribusi bagi pembangunan negeri ini, termasuk misalnya persoalan perbatasan ini, SBY pasti tangannya terbuka lebarIndonesia ini milik seluruh rakyat, bukan hanya milik saya, SBY ataupun Mega," kata Heru.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Reshuffle Kabinet, Sebaiknya Mantan Menteri Direkrut
Redaktur : Tim Redaksi