jpnn.com, PALEMBANG - Rosalina, istri Edward Limba, 35, driver Go-Car yang jadi korban pembunuhan sadis di Palembang, Sumsel, menyayangkan perbuatan para pelaku yang setega itu menghabisi nyawa suaminya.
“Apalagi, dia hanya mengambil Rp10 ribu dari dompet suami saya. Karena yang namanya sopir taksi online, pasti uangnya di tabungan taksi,” jelas Rosalina seperti dilansir Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini.
BACA JUGA: Tangkap Pembunuh Sopir Go-Car, Polda Banjir Apresiasi Positif
Namun, dia dan keluarganya masih menunggu panggilan dari penyidik Polda Sumsel.
Yang jelas, keluarga berharap pelaku dihukum mati.
BACA JUGA: Tiga Pembunuh Driver Go-Car Ditangkap, Begini Respons Istri Korban
“Utang nyawa dibayar nyawa,” imbuhnya.
Setidaknya, para pelaku bisa dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ditanya apakah pihak keluarga mengenali salah satu pelaku, Rosa mengaku sama sekali tak kenal dengan tiga orang yang sudah tertangkap.
BACA JUGA: Kronologis Lengkap Pembunuhan Driver Go-Car, Sadis Banget
“Orang mau cari nafkah sampai dibunuh, sadis sekali,” cetusnya.
Ditambahkan Hj Nurbaiti, mertua korban juga menginginkan supaya para pelaku dihukum mati. “Kalau tidak dihukum seperti itu akan ada banyak yang merampok lagi,” tegasnya. Pihak keluarga mengapresiasi kerja cepat kepolisian mengungkap pembunuhan terhadap menantunya.
Diwartakan sebelumnya, Edward Limba, warga Jl Kedukan No 712-B, RT 24, RW 07, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I ditemukan tewas di kawasan sekitar Balai Penelitian Perkebunan (Balitbun) Sembawa.
Jasadnya ditemukan pada Senin (21/8), sekitar pukul 22.45 WIB. Wajahnya berlumur darah. Tangan kiri pakai jam, baju kaus hitam, dan bercelana pendek dengan ikat pinggang. Pada lehernya ada kawat sling.
Pukul 05.30 WIB, Selasa (22/8), mobil korban, Avanza G A/T warna abu-abu metalik BG 1103 QZ, ditemukan warga. Tepatnya di samping semak belukar Jl Kol Dhani Efendi, Lr Bersama, RT 14 RW 05, Kelurahan Talang Betutu, Sukarami, Palembang. Kondisinya kehabisan bahan bakar.
Di media sosial beredar capture aplikasi pemesanan Go-Car yang terekam pukul 18.27 WIB. Di bawah peta, ada status bertuliskan “jemput order ID R 1086189176.” Tertera nama Rohman dengan alamat Jl Jenderal Sudirman No 1072 Sei Pangeran, Kecamatan Ilir Timur I. Lalu ada tarif Rp213 ribu dengan jumlah lonjakan perjalanan Rp61 ribu.
Minggu (27/8) sore, Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel meringkus Dua terpaksa dipelor karena mencoba kabur dan melakukan perlawanan. Keduanya, Aldo alias Yangyang, warga Gandus dihadiahi lima timah panas dan Ari, warga Tangga Buntung tiga peluru. Sedangkan Ucok, warga Banyuasin, yang diduga menyediakan rumah tempat istirahat bagi para pelaku, dia tidak ditembak.
Seorang pelaku utama lain, Iw, masih dalam pengejaran. Awalnya, tim menangkap Aldo, sekitar pukul 15.00 WIB, kemarin di kawasan 16 Ilir. Dari nyanyiannya ditangkaplah, Ari dan Ucok. Informasi yang dihimpun tadi malam, Aldo dan Iw (buron), sudah berencana melakukan perampokan sejak tiga bulan lalu.
Target mereka, para driver angkutan online. Tiga hari sebelum tanggal 21 Agustus, mereka kembali rapat di rumah Iw. Ikut juga Aldo. Selama tiga hari itu, mereka membagi tugas, menentukan calon korban dan menyiapkan alat-alat yang akan dibawa saat beraksi.
Pada 21 Agustus, pukul 08.00 WIB, mereka mulai beraksi. Tapi tiga kali order mereka dengan akun palsu bernama “Rohman” ditolak driver online.
Akhirnya, hingga sore, kawanan ini belum dapat calon korban. Usai magrib, kawanan ini kembali melancarkan aksinya. Dan orderan mereka disanggupi Edward Limba.
Sesuai order, korban menjemput Aldo, Ari, dan Iw di Jl Jenderal Sudirman No 1072, Kelurahan Sei Pangeran, depan Tour And Travel Wisata Global Mandiri. “Tujuan kami memang ke Banyuasin, tapi sudah dieksekusi di kawasan Talang Kelapa,” ujar Aldo.
Dia juga yang mengambil dompet korban berisi uang Rp10 ribu dan dua handphone (hp) yakni Samsung A4 dan Oppo. Sedang Ari mengaku, tugasnya ikut mengeksekusi korban. Dia mempersiapkan golok dan samurai. “Kata Aldo, kalau korban melawan langsung jerat pakai kawat sling,” bebernya.
Dari sana, ketiganya membawa mobil korban ke rumah Ucok untuk membersihkan mobil dari bercak darah dan lumpur. Dalam kasus ini, Ucok menyediakan rumah persembunyian untuk ketiga temannya. Setelah sempat istirahat di sana, mereka bertiga pun kembali ke Palembang.(vis/chy/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Pembunuh Driver Go-Car Terancam Hukuman Mati
Redaktur & Reporter : Budi