BACA JUGA: Oentarto Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara
Rumah sederhana di kompleks perumahan Brimob Polda Jogja, Jalan Imogiri Timur Kompi C, Gondowulung, Bantuntapan, Bantul, itu kemarin pagi dipenuhi pelayat
BACA JUGA: Pemda Jangan Paksakan Diri Beri THR
Kedua matanya sembapMurdiyono (bukan Mardiono sebagaimana diberitakan kemarin) adalah salah seorang di antara tiga korban yang tewas setelah diberondong peluru oleh komplotan perampok
BACA JUGA: SBY Minta Tunda RUU Rahasia Negara
Aksi brutal penjahat itu terjadi di Km 7 Jalan Magelang?Jogja, tepatnya di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Selasa (15/9).Saat itu, Murdiyono mengawal dua karyawan PT Kelola Jasa Artha (Kejar), Arif Widiono (warga Kebumen) dan Arif Sudiono (warga Tegalrejo), yang mengangkut brankas berisi uang tunaiUang tersebut baru diambil dari Bank Danamon MagelangMengendarai Panther, rombongan itu menempuh perjalanan dari Magelang ke JogjaPeristiwa tak diinginkan terjadi sekitar pukul 16.30Saat itu, sebuah Suzuki APV memepet Panther tersebutSelanjutnya, dari dalam APV itu, para penjahat memberondong Panther, sehingga oleng dan menabrak tiang telepon di sebelah jembatan Kali SenowoTiga penumpang Panther tewas, yakni Arif Widiono, Arif Sudiono, dan Brigadir MurdiyonoNamun, uang dalam brankas tetap berada di mobil itu
Kemarin pagi, jenazah tiga korban tersebut dibawa ke rumah masing-masingSekitar pukul 08.00, jenazah Murdiyono dibawa ke rumahnya di kompleks perumahan Brimob Polda di BantulBegitu jenazah diturunkan dari ambulans milik RS Bhayangkara Polda Jateng, tangis sanak saudara pun pecah
Saat itulah, istri Murdiyono sampai tak kuasa berdiriKedua matanya menatap nanar peti berisi jenazah suaminya tersebut saat akan dibawa masuk ke dalam rumahKedua anaknya, Heru Riyanto, 28, dan Herlina Murdiyanti, 25, juga tak kuasa membendung air mataHerlina menyatakan, dirinya sama sekali tak merasakan firasat sebelum ayahnya meninggal"Tidak ada firasat apa punSemua baik-baik saja," katanya sambil mengusap air mata yang terus menetes dari kelopak matanya.
Hal yang sama dirasakan kakak Herlina, Heru Riyanto"Saya tidak pernah merasakan perasaan aneh, semua berjalan seperti biasaJadi, saat ada kabar bapak meninggal, saya sempat tidak percaya," ungkapnyaDi antara dua anak Murdiyono itu, yang paling terpukul adalah HerlinaSebab, dia akan melangsungkan pernikahanMenurut rencana, pernikahannya dengan Bripda Nurhadianto dilaksanakan akhir tahun ini.
Kematian Murdiyono membuat rencana pernikahan tersebut dipercepatAtas kesepakatan keluarga, kemarin dilakukan ijab kabul antara Herlina dan Nurhadianto di depan jenazah Murdiyono.Dalam prosesi ijab kabul yang berlangsung di Aula Kompi C, Mako Brimobda Jogja, Gondowulung, Bantul, tersebut, Heru Riyanto bertindak sebagai wali HerlinaPenghulunya adalah KH Wazirudin, pimpinan Ponpes Wonokromo, Bantul.
Jika biasanya dalam ijab kabul wajah mempelai perempuan berseri-seri, kemarin wajah Herlina terlihat murungKedua matanya seperti tak pernah berhenti meneteskan air mataSang ibu yang duduk di sebelahnya juga tak henti-henti menangisSuasana pun mengharu biru.
Prosesi pernikahan itu dimulai pukul 08.35 dipimpin Kiai WazirudinSetelah prosesi pernikahan, diiringi salawat nabi, satu per satu hadirin dengan tertib memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai dan keluarga.Namun, pernikahan yang berlangsung dalam suasana duka tersebut tidak dihadiri petugas KUA (kantor urusan agama)Sebab, pengantin pria, Bripda Nurhadianto, baru akan menyelesaikan ikatan dinas pada Desember 2009Meski demikian, pernikahan mereka sudah sah secara agama.
"Kalian berdua sudah resmi menjadi suami-istriKarena itu, mulai sekarang harus menjalankan hak dan kewajiban, baik sebagai suami maupun istri," pesan Wazirudin kepada kedua mempelai.
Setelah prosesi pernikahan, sekitar pukul 14.00, dilakukan pemakaman jenazah Murdiyono di TPU Dusun SurenMurdiyono meninggalkan seorang istri, Supartinah, 44, dan dua anak, yakni Heru Riyanto, 28, dan Herlina Murdiyanti, 25Juga, seorang cucu bernama Kaka Deski Putra, 2, anak pasangan Heru Riyanto dan Eli Herwati, 26Murdiyono terakhir bertugas di Satuan Brimob Polda DIJ selama 20 tahunSebelum di Brimobda DIJ, almarhum sempat bertugas di Brimobda Jawa Tengah(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... M Lutfi Paling Merugi, Fahmi Baca Puisi
Redaktur : Tim Redaksi