Istri Tentara Diduga Dianiaya Sebelum Dibunuh

Kamis, 29 Desember 2011 – 15:08 WIB

ACEH--KEMATIAN Neni Fitriyani (28) secara tragis dengan tubuh ditemukan terkapar bersimbah darah, di komplek perumahan militer 114 / Satria Musara (SM), Bener Meriah yang merupakan istri seorang Tentara, Praka Nurdin, anggota Pleton Angkutan Kompi Markas (Ton Ang Kima) Batalion 114 / Satria Musara (SM) Bener Meriah masih misteri.  Neni Fitriyani merupakan anak kedua dari Tiga bersaudara, dan merupakan anak perempuan Satu-satunya.
 
Simpang siur kematian korban semakin meruncingKarena kuat dugaan korban bukan bunuh diri, melainkan dibunuh bahkan sebelum tewas korban dibantai dengan sadis

BACA JUGA: Penjaga SD Tewas Mengenaskan

Disinyalir, korban juga telah menjadi korban perampokan
Tak salah, bila sejak awal dugaan korban menjadi sasaran pembantaian muncul.
 
Dari penuturan ayah korban, Taslim AS (55) saat ditemui Metro Aceh (Group JPNN), Selasa (27/12), dirumah keluarga korban, Desa Simpang Balik Kecamatan Weh Pesam, Bener Meriah, meyakini bahwa anaknya, Neni Fitriayani, menjadi korban pembunuhan dan perampokan

BACA JUGA: Tertangkap Mencuri, Mahasiswa Nyaris Dibakar Massa

Dugaan itu dikuatkan dengan adanya luka yang terdapat ditubuh korban dan perhiasaan kalung emas dan satu buah handphone milik korban jenis Nokia tipe X 5 warna merah jambu tidak ditemukan di TKP.
 
“Saya tiba dirumah anak saya sekitar pukul 19.30 wib, dan mendapati rumah dalam keadaan terkunci,” kenang Taslim dengan tatapan nanar
Amatan Metro Aceh (Group JPNN), sejumlah kerabat korban terus berdatangan ke rumah duka untuk melayat

BACA JUGA: Selingkuh Dengan Pak Haji, Mulyati Pilih Aborsi

Suasana haru masih menyelimuti keluarga korbanTampak juga suami korban, Praka Nurdin yang terlihat bersedih

Wartawan koran ini sempat bertemu dengan Nurdin yang keluar sejenak dari rumah dan menjabat tangannya sebanyak Dua kaliLalu suami Nurdin masuk lagi kedalam rumahDikatakan sejumlah keluarga korban, semenjak peristiwa memilukan itu, suami korban tidak pergi kemana-mana atau hanya dirumah mertuanya.
 
Saat Taslim dan istrinya memasuki rumah lewat pintu belakang, suasana rumah hening dan gelap gulitaKarena pintu depan yang terkunci saat digedor-gedor tidak ada sahutan dari dalam rumah“Saya memanggil-manggil anak dan cucu saya, Zheo,” terang TaslimSaat lampu dinyalakan menuju kamar tidur cucunya, terdengar suara Zheo (2) memanggil sebutan Eyang

Lalu Taslim menyalakan lampu dan menggendong Zheo yang tertidur diatas tubuh ibunya yang bersimbah darah dan telah tidak bernyawa lagiSaat lampu dinyalakan, baru terlihat jelas Neni Fitriyani bersimbah darah dan kepalanya dijepit pintu kamarSeketika Taslim dan istrinya menjerit histeris dan meminta bantuan dari tetangga korbanSaat diperiksa tubuh Neni telah tegang dan bergelimangan darah.
 
“Kepala anak saya  dijepit dengan pintu, dan bagian pinggang dan kaki ditutup selimut dengan rapi,” kata Taslim seraya mengatakan darah telah bercecer dilantai rumah dan darah itu tidak hangat lagi, yang menandakan korban telah lama meninggal

Hal itu salah Satu penyebab keyakinan Taslim dan keluarga korban bahwa Neni Fitriyani telah menjadi korban pembantaianKarena tidak mungkin korban diselimut dengan rapiBahkan, pisau yang biasa digunakan korban untuk mengupas buah-buahan yang turut menjadi senjata pelaku menghabisi korban, tercampak dari tubuh korban sejauh Satu setengah meter.
 
Perhiasan kalung emas kurang lebih 15 gram yang biasa dikenakan korban, tidak tampak dileher korbanBahkan Satu buah handphone jenis Nokia tipe X 5 warna merah milik korban raib.  “Sejak pagi ditelpon, HP anak saya tidak aktif,” terang Taslim

Namun menurut penuturan suami korban, Nurdin kepada Taslim dan keluarganya, pada Jum’at malam handphone korban masih aktif, karena Nurdin ada juga menelpon jam 10 malam, yang mengabarkan besok akan pulang dari Langsa yang menjeguk ibunya sedang sakitDisinggung tentang harta benda maupun uang, apakah ada juga yang hilang, dikatakan Taslim, dirinya belum sempat memeriksa TKP, karena telah diberi batas Police Line.
 
Kondisi korban sangat mengenaskan, dari sejumlah foto korban di handpohne yang sempat diperlihatkan keluarga korban kepada Metro Aceh, terlihat jelas tangan korban nyaris putus bekas sayatan pisau dan kepala korban dijepit pintu kamarTampak juga di dinding kamar tempat korban terkapar, terlihat bekas percikan darah dan bekas tangan“Dari bekas luka di tenggorokan, menurut analisa saya, anak saya sempat juga di cekik,” papar Taslim.
 
Yang cukup miris, saat jenajah usai dimandikan dan akan dikafankan, tiba-tiba saja dari kepala korban bercucuran darah dan tak mau berhentiSetelah diamati, dibagian kepala belakang ditemukan anting-anting korban menempel didalam batuk kepala belakang“Ternyata anting-anting yang dikenakan anak saya ditelinga kanannya yang hilang, masih menempel dibatok belakang kepalanya,” kata Taslim dengan nada bergetarPadahal untuk mengambil anting-anting itu, harus menggunakan tangSementara, ibu korban, belum dapat ditanyai karena masih dalam keadaan trauma dan syok atas tragedi memilukan ini.(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Dibelikan Motor, Balita Digorok Paman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler