jpnn.com, JAKARTA - Putra kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dikabarkan bakal bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Rumor tersebut dipicu sebuah video yang diunggah akun PSI di Twittter kemarin, Rabu (20/9).
BACA JUGA: Hasto PDIP Anggap Sektor Pangan Bisa Menjadi Lambang Supremasi Negara
Pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio melihat fenomena itu sebagai lanjutan indikasi-indikasi atau sinyal-sinyal mulai berubahnya sikap politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap induk semang partainya, yakni PDIP.
Hendri menilai ada semacam cuplikan-cuplikan peristiwa yang bisa jadi adalah mulai merenggangnya relasi politik antara keduanya.
BACA JUGA: PDIP Tetap Berkomunikasi dengan RK Meski Junjung Etika Berpolitik
“Ya memang sudah tergambar di publik untuk pilpres 2024, nampaknya Pak Jokowi akan berkuda bersama Pak Prabowo. (Selain isu soal Kaesang) Publik juga kerap dipertontonkan pemandangan betapa Pak Jokowi yang seringkali tampil mesra dengan Pak Prabowo,” papar Hendri dalam keterangannya Kamis (21/9).
Hendri meyakini pasti akan muncul bantahan atau penyangkalan soal indikasi perbedaan kendaraan politik Jokowi ke depannya. Namun, ia juga tidak menampik realitas di lapangan yang terus terbangun dan menguat soal itu.
BACA JUGA: Di Forum PDIP, Ahli Ini Sebut Sishankamrata Bisa Diwujudkan Melalui Kedaulatan Pangan
“Jadi walaupun akan terus muncul denial bahwa Pak Jokowi akan berbeda perahu dengan Bu Mega tapi kenyataan di lapangan dan terlihat di publik seperti itu, sehingga wajar kalau kemudian publik mempersepsikan bahwa Pak Jokowi akan “berkuda” dengan Pak Prabowo,” ujar pengajar di Universitas Paramadina Jakarta ini.
Hendri memandang ada persoalan di masa depan terkait posisi Jokowi ketika sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Yang menjadi concern utama, sambungnya, pasti adalah kenyamanan politik yang akan diperoleh Jokowi dan keluargnya.
“Ini juga ada kaitannya dengan kenyamanan beliau nanti saat sudah selesai sebagai presiden. Karena kalau dengan PDIP kan tegak lurusnya tetap dengan Bu Mega, sementara jika kemudian Gerindra atau Golkar jika menang dan mau memberikan tawaran kenyamanan misalnya rumah baru bagi Pak Jokowi di salah satu dari keduanya, itu pasti lebih nyaman buat Pak Jokowi juga,” tutup Hendri Satrio. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif