Isu Penculikan Anak Muncul Lagi

Rabu, 24 Januari 2018 – 12:51 WIB
Kekerasan pada anak. Foto: JawaPos

jpnn.com, JAKARTA - Informasi palsu tentang penculikan anak tiba-tiba beredar kembali. Informasi berupa pesan itu sebenarnya hoaks lama, tetapi dimunculkan lagi, mengiringi beberapa kasus penculikan anak yang terjadi.

Isinya sih baik, mengingatkan orang untuk berhati-hati. Namun, bumbu-bumbunya membuat pesan peringatan tersebut menjadi kabar hoaks.

BACA JUGA: Ini Ide Pak Hendro agar Pembuat dan Penyebar Hoaks Kapok

Misalnya, tambahan foto seorang anak yang meninggal dengan luka di mana-mana. Juga tambahan keterangan bahwa anak itu diculik untuk diambil organ tubuhnya.

Pesan tersebut disebarkan oleh akun Facebook Sucii pada 19 Januari lalu.

BACA JUGA: Beli Tiket Pesawat Harus Tunjukkan NPWP, Masa sih?

"Kasihan sekali anak ini, organ tubuhnya diambil." Begitu penggalan tulisan Sucii pada dinding Facebook-nya.

Status itu disertai dua foto anak kecil. Satu sedang berpose tertawa. Satu lagi foto jenazah seorang anak dengan luka sayatan.

BACA JUGA: Tidak Bawa SIM Didenda Rp 250 Ribu? Oh, Ternyata

Ada juga foto selebaran berisi imbauan yang mencatut nama Binmas Polda Jabar.

Dalam imbauan itu disebutkan bahwa masyarakat harus mewaspadai adanya penculik anak usia 1-12 tahun.

Penculik disebut menyamar sebagai penjual, om telolet, orang gila, ibu hamil, hingga pengemis.

Hoax seperti yang disampaikan Sucii sebenarnya sudah lama dibasmi oleh individu atau kelompok-kelompok anti-hoaks.

Termasuk Indonesian Hoax Busters. Asal-usul hoaks tersebut ternyata beredar di Malaysia pada 2014.

Saat itu Kepolisian Diraja Malaysia sudah membantah dan menyatakan bahwa kabar tersebut hoaks.

Bahkan, polisi setempat mengultimatum si penyebar hoaks.

Nah, pesan hoaks itulah yang kemudian direproduksi di Indonesia. Foto anak yang sama tetap digunakan, tapi dibumbui pesan imbauan yang mencatut kepolisian.

Bahkan, Kapolri sebenarnya sudah pernah membantah kabar itu pada sejumlah media.

Sekali lagi, waspada boleh, tapi menjadi korban berita bohong jangan. (gun/c7/fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerdas Mencerna Isi Berita Agar Tidak Diadu Domba


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler