Isu Telur Palsu Resahkan Pedagang

Jumat, 22 November 2013 – 12:35 WIB

jpnn.com - SAMARINDA-Masyarakat perlu waspada dalam memilih telur. Belakangan beredar kabar adanya telur palsu di pasaran. Telur ini terbuat dari bahan-bahan kimia yang dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai telur ayam. Kekhawatiran ini juga tergambar dari pedagang. Seperti pantauan Kaltim Post (Grup JPNN) di Pasar Segiri, Samarinda.

Jika merujuk dari asalnya, di pasar ini telur yang dijual cenderung aman "Asli". Sebab, sebagian besar pedagang mengaku mendapat pasokan telur dari luar daerah. Bukan luar negeri. Telur yang dipasok ke pasar ini umumnya dari Surabaya dan Sulawesi Selatan. Ridwan, salah satu pedagang mengaku sedikit khawatir dengan isu telur palsu. Sebab dia tak ingin minat masyarakat membeli telur menjadi menurun hingga berimbas kepada pendapatannya.

BACA JUGA: Jasad Anak yang Diserang Buaya Ditemukan

Dia mengaku pernah ada yang menawarkan telur-telur murah kepadanya. "Saya yakin pedagang lain juga mendapat tawaran yang sama. Katanya itu telur impor, tapi saya tolak karena tak ingin bermasalah kemudian hari. Makanya, di kios ini bakal saya jamin telurnya berkualitas," kata Ridwan, kepada Kaltim Post, Kamis (21/11).

Pedagang telur lainnya pun mengaku tak pernah mengetahui langsung bagaimana rupa telur palsu. "Kami pernah dengar soal telur palsu, tapi tidak tahu bentuknya seperti apa. Sebisa mungkin kami memeriksa telur-telur yang kami jual. Kami juga makan telur, masak mau jual telur palsu," ucap Salim, salah satu pedagang telur di sana.

BACA JUGA: Oknum Dishub Tertangkap Tangan Lakukan Pungli

Dari delapan kios yang terpantau oleh media ini, ada satu kios yang menjual telur dengan ciri-ciri mencurigakan. Warnanya sedikit pudar. Permukaan cangkangnya pun kasar namun bukan karena kotoran ayam yang mengering.

Harganya pun lebih murah, per butirnya hanya Rp 800. Padahal di kios-kios lain harga telur ayam per butirnya dijual mulai dari Rp 1.100 hingga Rp 1.400. Pedagang yang enggan menyebut namanya ini mengatakan telur yang dia jual berasal dari Surabaya.

BACA JUGA: Banyak Hakim Dilaporkan Ke KY

"Harganya murah karena pasokannya cukup banyak," katanya. Dia mengatakan, dalam sehari paling sedikit terjual sekitar 120 butir telur. Konsumennya keluarga hingga pengusaha makanan yang membeli dalam jumlah besar.

Diketahui, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Balikpapan kini semakin intens memantau peredaran bahan makanan. Ini karena merebak kabar makanan tak layak konsumsi yang beredar. Salah satunya telur palsu. Meski belum ditemukan di Kaltim, antisipasi peredaran telur ini harus dimaksimalkan.

Ya, telur ayam ras bisa dipalsukan. Mulai dari bentuk hingga isinya. Telur ayam palsu yang ditengarai berasal dari  Tiongkok ini dibuat dari beberapa bahan kimia. Seperti asam benzoat, kalsium karbonat, kalsium klorida, pati, damar, gelatin, tawas dan produk tambahan kimia lainnya.  Sementara untuk alat pembuatannya, berupa wadah, cetakan telur (2 jenis ukuran, 1 ukuran oval untuk putih telur dan 1 ukuran bulat untuk kuning telur), dan alat bantu lainnya.

Kasus merebaknya telur ayam palsu ini sudah lama terjadi. Pada 2008, di Surabaya  beredar telur ayam palsu sintesis. Pertama kali ditemukan di sebuah SD di  Dapukan, Surabaya Utara. Setelah itu, kasus ini sempat tak terdengar lagi.
Kepala Disperindagkop Balikpapan Doortje Marpaung menuturkan, pihaknya memang belum mendengar telur ayam palsu itu beredar di Balikpapan.

"Saya belum mendengar, kalau ada di Balikpapan. Tapi saya akan mencoba melakukan pemeriksaan ke lapangan, ketika mendengar hal ini," ujarnya, seperti diberitakan kemarin.
 
Informasi yang dihimpun media ini, bahan-bahan pembuat telur ayam sintesis itu, seperti asam benzoat, bahan coagulating, dan juga tawas, jika dikonsumsi bersifat karsinogen (pemicu kanker).

Sementara itu, jika dikonsumsi jangka panjang, maka dapat menyebabkan demensia. Penderita demensia ini, sering tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Lambat laun akan kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional, sering hal tersebut menjadi tidak terkendali. Selain itu dapat menimbulkan banyak penyakit lainnya, seperti stroke, Alzheimer, penyakit Creutzfeldt-Jakob, Huntington, Parkinson, hingga AIDS. (*/roe/far/k7)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kala Terdakwa Tunawicara Membela Diri di Ruang Sidang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler