Itet Minta Pemerintah Merealisasikan Pengangkatan Nakes Honorer menjadi PPPK

Kamis, 11 Mei 2023 – 21:15 WIB
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP Itet Tridjajati Sumarijanto berharap pemerintah merealisasikan pengangkatan nakes honorer menjadi PPPK. Foto ilustrasi: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA — Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP Itet Tridjajati Sumarijanto berharap pemerintah dapat memperjuangkan nasib para tenaga kesehatan honorer secara sungguh-sungguh. Menurut Itet, salah satu permasalahan transformasi kesehatan saat ini adalah pemerataan sumber daya manusia nakes.

Politikus PDIP itu mendorong pemerintah merealisasikan pengangkatan nakes honorer menjadi ASN melalui jalur PPPK sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

BACA JUGA: Bunda Itet Sambangi Universitas Lampung, Mahasiswa Bersiap, Simak

Menurut dia, pengangkatan nakes honorer menjadi PPPK dapat diwujudkan apabila memperhatikan aspek kuota di lingkungan tenaga kesehatan itu sendiri.

"Sebenarnya masalah peluang tenaga kesehatan honorer untuk menjadi tenaga ASN cukup terbuka, asalkan ada kuota atau tidak?" kata Itet dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (11/5).

BACA JUGA: Butuh 1,3 Juta Guru ASN yang Diangkat Malah PPPK, Alasan Pemerintah Sangat Aneh

Itet menambahkan para calon nakes tersebut juga perlu mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu guna beroleh pemahaman terkait jenjang pekerjaannya.

"Yang lebih penting dari itu semua adalah sosialisasi di awal ketika para tenaga kerja kesehatan honorer itu ingin memulai pekerjaannya," ungkapnya.

BACA JUGA: Pemkot Palembang Buka Rekrutmen PPPK Bagi Nakes, Catat Persyaratannya

Legislator dari Dapil II Lampung itu juga menyoroti persoalan nasib nakes honorer senior.

Menurutnya, sebaiknya pihak rumah sakit dalam menetapkan tenaga honorer menjadi ASN tidak serta merta memilih tenaga kerja junior hanya didasarkan alasan penguasaan teknologi yang lebih mumpuni daripada nakes honorer yang senior.

Dia menjelaskan di beberapa negara maju, seperti Australia, nakes honorer yang senior lebih diprioritaskan lantaran pengalaman atau "jam terbang" yang dimilikinya cukup tinggi.

"Ada baiknya perusahaan dalam hal ini pihak rumah sakit untuk memilih para tenaga kesehatan yang senior daripada tenaga kerja baru yang minim pengalaman. Kecenderungan di negara kita, mereka lebih memilih tenaga kerja baru yang minim pengalaman," tuturnya.

Dia berharap pihak rumah sakit menghargai para nakes senior dengan memberikan kursus tambahan tentang penguasaan teknologi digital,  sehingga tidak terjadi kecemburuan dari para nakes senior terhadap junior yang mendapatkan insentif lebih besar.

"Karena pada praktiknya walaupun pegawai junior major menguasai teknologi, mereka juga harus belajar dari para seniornya yang sudah memiliki pengalaman panjang," imbuhnya.

Dia menambahkan pemerintah juga memiliki pekerjaan rumah yang tidak mudah, mengingat para pekerja honorer ini harus memiliki bekal pendidikan dan pengalaman yang cukup sebelum akhirnya diterima sebagai ASN.

Itet pun meminta nakes honorer yang menolak Rancangan Undang-Undang Kesehatan dengan unjuk rasa untuk dapat bersabar.

Menurutnya, RUU tersebut masih dalam Daftar Inventaris Masalah (DIM) yang akan dibahas pada masa sidang DPR berikutnya.

Sebab, saat ini DPR RI masih dalam masa reses. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler