jpnn.com, JAKARTA - Intermediate Treatment Facilities (ITF) di kawasan Sunter, Jakarta Utara rencananya akan mulai dibangun Agustus 2017 mendatang.
Fasilitas pengolah sampah yang dibangun dengan pola build operate transfer (BOT) tersebut mewajibkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membayar tipping fee.
BACA JUGA: Ini Alasan Djarot Rombak Kabinet
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pihaknya telah menyiapkan jumlah tipping fee yang akan dibayarkan kepada pengelola ITF antara 500 hingga 600 ton sampah per hari.
Perkiraan besaran tipping fee tersebut dihitung dari estimasi volume sampah yang bisa dikelola di ITF yakni 2.200 ton per hari.
BACA JUGA: Djarot Rombak Kabinet Hari Ini
"Dari 2.200 ton sampah yang dikelola di ITF, perhitungan besaran tipping fee yang kita tanggung sekitar 500 hingga 600 ton per hari," ujarnya, Selasa (18/7).
Isnawa menambahkan, selain di Sunter, ITF rencananya juga dibangun di tiga lokasi. Berbeda dengan ITF Sunter, di tiga lokasi tersebut, ITF akan dibangun pihak swasta dengan pola build own operate (BOO)
BACA JUGA: Bolos Usai Libur Lebaran, Ratusan PNS DKI Terancam Tak Dapat TKD
"Kalau untuk ITF Sunter kita yang menyiapkan tanah. Sementara untuk tiga lokasi yang memakai pola BOO, semua ditanggung swasta mulai dari penyediaan tanah sampai pengelolaan," tandasnya.
Perlu diketahui sebelumnya PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menggandeng Fortum, investor dari Finlandia untuk membangun ITF di Sunter, Jakarta Utara. Kerjasama pembangunan proyek pengelolaan sampah dalam kota ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS).
Direktur Utama (Dirut) PT Jakpro, Satya Heragandhi mengatakan, pihaknya telah melakukan lelang untuk menentukan mitra kerja yang tepat dalam pembangunan ITF.
"Kami mendapat mitra strategis Fortum dari Finlandia untuk pengerjaan proyek ITF Sunter," katanya usai penandatangan PKS di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/12).
Satya menjelaskan ITF Sunter akan dibangun dengan kapasitas pengelolaan sampah cukup besar antara 2.000-2.200 ton per hari. Volume sampah tersebut bisa menghasilkan energi listrik dengan kapasitas sebesar 40 mega watt (MW).
"Ini pertama kalinya dibangun di Jakarta. Nilai investasinya mencapai 220 juta dollar atau sekitar Rp 3 triliun," ucapnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Minta Syarat Revitalisasi Dipermudah demi Angkot AC
Redaktur : Tim Redaksi