Jadi Panutan Warga DKI, Ahok Diminta Jaga Etika

Minggu, 22 Maret 2015 – 09:11 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Analis politik senior Indonesia Public Institute Karyono Wibowo menilai perkataan kasar yang dilontarkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada saat tampil di acara langsung sebuah stasiun televisi nasional merupakan sikap yang tidak pantas.

"Ingat, Indonesia bukan negara barbar. Ahok harus mengedepankan etika," kata Karyono di Jakarta, Minggu (22/3).

BACA JUGA: Bawa Panci dan Kuali, Warga Blokir Tol Jagorawi Tuntut Ini

Karyono menambahkan, dalam kultur dan budaya timur terlebih di Indonesia, etika dan sopan santun harus dikedepankan. ‎Ahok dinilai harus menjaga etika karena dia adalah seorang pimpinan.

"‎Ia (Ahok) seorang pemimpin. Sudah seharusnya ia menjadi panutan bagi warga DKI Jakarta, sambung Karyono.

BACA JUGA: LPSK Dorong Pemerintah Serius Tangani Kekerasan Seksual Anak

Karyono menyebut selama memimpin DKI Jakarta, Ahok sudah melakukan beberapa terobosan. Misalnya saja, pemilihan lurah yang dilakukan melalui mekanisme lelang. ‎Dalam pemilihan itu, hanya orang yang memenuhi syarat yang bisa menjadi lurah.

Selain itu, Ahok sudah melakukan reformasi dalam jajaran birokrasi. ‎Namun, Karyono menyatakan terobosan yang sudah dilakukan mantan Bupati Belitung Timur itu harus dibarengi dengan etika.

BACA JUGA: YLKI Sita Ratusan Kilogram Tahu Berformalin

"Terobosan Ahok cukup baik dalam bidang manajerial, tapi itu saja kan tidak cukup. Yang jelas Ahok harus menjaga etika. Itu yang penting," tandasnya.

‎Sebelumnya, Ahok‎ sudah menyampaikan permohonan maaf karena telah melontarkan kata-kata kasar pada saat tampil di acara siaran langsung sebuah stasiun televisi nasional.

"Kalau orang merasa tersinggung atau tidak suka perkataan saya membawa bahasa toilet, ya saya minta maaf," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (20/3).

‎Ahok mengaku melontarkan perkataan kasar karena dirinya kesal melihat oknum pejabat yang mencuri uang rakyat. Padahal, sambung dia, masih banyak masyarakat yang hidupnya susah.

"Kalau kamu hidup di tengah-tengah masyarakat yang begitu miskin, sementara oknum pejabat nyolong uang gila-gilaan dan dengan santun gaya bahasa agama, kamu muak enggak kira-kira? Nah itu ungkapkan perasaan saya yang sudah enggak tahan," ucap Ahok.(gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antara Ahok dan Cerita Jakarta Kota Tinja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler