jpnn.com, KARAWANG - Jajaran Polres Kabupaten Karawang mengungkap sebelas kasus penyalahgunaan narkoba dan obat keras selama dua pekan terakhir.
Dari belasan kasus tersebut, satu di antaranya beroperasi dengan modus menyamar sebagai pedagang keliling menggunakan gerobak.
BACA JUGA: Dipecat dari Polri Lantaran Kasus Narkoba, RO Berulah Lagi, Tak Ada Ampun
"Jadi ada pelaku mengontrak di sebuah kontrakan dengan berpura-pura sebagai pedagang keliling, pakai gerobak. Ternyata di dalamnya memproduksi tembakau sintetis," kata Kasatnarkoba Polres Karawang, AKP Arief Zaenal Abidin, saat ekspos pengungkapan kasus di Mapolres Karawang, Rabu.
Ia mengatakan kalau pelaku berinisial HB telah memproduksi tembakau gorila atau tembakau sintetis selama sekitar tiga bulan di tempat kontrakannya.
BACA JUGA: Bu Jaksa yang Diduga Main Kasus Narkoba di Riau Masih Berstatus Aktif, Kajati Riau Buka Suara
Untuk modus peredarannya, pelaku yang ditangkap pada pekan lalu itu pura-pura sebagai pedagang nasi keliling, menggunakan gerobak.
Sementara itu, selama sebulan terakhir ini, jajaran kepolisian dari Satnarkoba Polres Karawang telah mengungkap jaringan narkotika, psikotropika dan obat keras tertentu sebanyak 11 kasus dengan 12 tersangka.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Soal Sidang Kasus Narkoba Ammar Zoni
Arief mengatakan, pengungkapan kasus ini merupakan buah dari terbentuknya kampung tangguh bebas narkoba yang memudahkan pihak kepolisian dalam melakukan pemantauan peredaran narkotika.
"Para tersangka di tangkap di tempat dan waktu yang berbeda pada pengungkapan kasus penyalahgunaan narkoba selama sebulan terakhir," kata Kasatnarkoba Polres Karawang.
Dari tangan 12 tersangka, polisi menyita barang bukti di antaranya berupa narkotika jenis sabu-sabu dengan total 119,07 gram. Sabu-sabu itu berasal dari 6 orang tersangka.
Kemudian narkotika jenis tembakau sintetis atau tembakau gorila seberat 313,77 gram, serta narkotika jenis psikotropika sebanyak 24 butir pil alpazolam dari satu orang tersangka.
Selain itu juga disita barang bukti narkotika jenis obat keras tertentu jenis hexymer dan tramadol sebanyak 17.488 butir dari tiga orang tersangka.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini pelaku ditahan di rumah tahanan Mapolres Karawang. Para tersangka dijerat dengan pasal berbeda sesuai dengan jenis narkotika yang diedarkan.
Bagi pelaku yang mengedarkan sabu-sabu dikenai lasal 114 Ayat (1) jo 112 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara minimal empat tahun.
Selanjutnya, pengedar psikotropika dijerat pasal 62 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dengan ancaman dipidana penjara paling lama lima tahun penjara dan denda paling banyak Rp100 juta.
Sedangkan pengedar obat keras tertentu diancam pasal 435 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean