jpnn.com, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ganjar Pranowo menganggap surat dakwaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) lucu.
Pasalnya, Ganjar yang merasa tak pernah menerima uang terkait e-KTP justru dalam surat dakwaan disebut kecipratan uang dari orang yang sudah meninggal dunia.
BACA JUGA: Ganjar: Dakwaan Ini Lucu
Ganjar menyatakan hal itu saat menjadi saksi pada persidangan e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (30/3) dengan terdakwa Irman dan Sugiharto. Dalam surat dakwaan, Ganjat disebut menerima USD 250 ribu di ruang kerja anggota Komisi II DPR periode 2009-2014 mendiang Mustokoweni pada November 2010.
"Maaf, majelis hakim. Saya tidak pernah menerima uang tersebut. Menurut saya dakwaan ini lucu," katanya di depan majelis hakim yang dipimpin John Halasan Butarbutar.
BACA JUGA: Ganjar Punya Bukti Kuat Tak Terlibat Korupsi e-KTP
Ganjar menuturkan, Mustokoweni pada November 2010 sudah meninggal dunia. Namun, justru dalam surat dakwaan Ganjar disebut menerima duit dari politikus Golkar yang sudah almarhumah itu.
"Saya berdasarkan keterangan saya, saya tidak pernah menerima uang," ujar Ganjar.
BACA JUGA: Lho, Kok Bu Miryam Takut Bertemu Pak Ganjar?
Hakim John Halasan yang memimpin persidangan lantas bertanya ke Ganjar soal berita acara pemeriksaan (BAP) yang menyebut politikus PDI Perjuangan itu ditawari uang oleh Mustokoweni. Namun, dalam BAP itu Ganjar mengaku tak menerimanya.
“Apa itu benar?” ujar John.
Ganjar pun mengamininya. “Dik, ini ada titipan,” ujar Ganjar menirukan ucapan Mustokoweni. “Saya bilang tidak usah," ujar Ganjar menimpali tawaran Mustokoweni.
Mantan anggota DPR yang kini menjadi Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan, dirinya sedari awal sudah tidak mau menerima apa pun. Namun, majelis mencecarnya tentang adanya pihak yang menawarkan bingkisan.
Menurut Ganjar, tawaran bingkisan itu muncul saat dirinya berbicara dengan tiga stafnya usai rapat. Tiba-tiba ada seseorang yang tidak dikenalnya menghampirnya dan menyerahkan bungkusan.
"Saya pikir itu buku, tapi kok tidak seperti buku,” katanya.
Ganjar lantas bertanya tentang identitas pemberi bingkisan itu ke staf-stafnya. “Saya tanya dia siapa, tapi tidak ada yang tahu," ungkap Ganjar.
Dia kemudian meminta stafnya mengembalikan bingkisan itu. Namun, Ganjar tidak mencari tahu identitas pemberinya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahas e-KTP, Ganjar Ditawari Uang oleh Politikus Golkar
Redaktur & Reporter : Boy