jpnn.com - SUMBAR - Komitmen Menpar Arief Yahya mengembangkan Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh, Sumatera Barat (Sumbar) tidak main-main.
Saat ini, Kemenpar sudah menggandeng TNI AL dan pihak swasta untuk membangun 100 toilet di KWBT Mandeh, Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan.
BACA JUGA: Gerhana Matahari Total Jadi Pesona Indonesia
“Ini merupakan percontohan. Membangun ekonomi dari pintu pariwisata. Mudah-mudahan ini bisa menginspirasi daerah lain di Indonesia,” katanya.
Pengembangan KWBT rupanya sudah menjadi harga mati bagi Arief. Maklum, Mandeh punya segalanya. Kawasannya luas. Ada lebih 18.000 Ha yang bisa dikelola.
BACA JUGA: Soal Revisi UU KPK, Ini Sikap PAN
Potensi terumbu karangnya juga sangat indah. Luasnya mencapai 70,32 hektare. Belum lagi mangrove seluas 313,32 hektare, dan keragaman hayati 404,55 hektar.
Mandeh Pesisir Selatan ini dijuluki The Paradise of the South. Posisi, potensi alamnya, mirip Raja Ampat, Papua karena itu sering disebut Raja Ampatnya Sumatera.
BACA JUGA: Kalau Menpora Bicaranya Begini, Pasti Ditangkap
"Kelebihannya, di sini bisa bermain paralayang, dan cocok untuk wisata keluarga. Karena itu, Mandeh kami sebut sebagai Raja Ampat-nya Sumatera," jelas Arief Yahya.
Sadar akan potensi besar tadi, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Industri Pariwisata, Dadang Rizki Ratman mencoba mengejar ritme kerja Arief Yahya. Fasilitas 100 toilet bersih langsung dibangun.
Dananya diambil dari sumbangan pihak swasta. Sementara pembangunan fisiknya dilakukan anggota TNI.
“Pembangunan homestay akan diupayakan seperti itu juga,” papar Dadang.
Pembangunan fisik itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Mandeh, beberapa waktu lalu. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Mendagri Untuk Para Bupati/Wali Kota Yang Baru Dilantik
Redaktur : Tim Redaksi