BACA JUGA: SBY Diminta Tidak Ikuti Peradilan Sesat
Departemen Agama (Depag) RI memperkirakan ada 24 kelompok terbang (kloter) yang harus dilakukan penjadwalan ulang kepulangannya ke Indonesia, setelah para tamu Allah SWT itu menunaikan rukun Islam kelima di tanah suci"Memang ada lima gate bandara yang belum selesai pembangunannya
BACA JUGA: Hakim Tolak Eksepsi Suryadi Sentosa
Penundaan kepulangan itu berlaku bagi semua jemaah dari berbagai dunia"Yang kita khawatirkan, terjadi perubahan jadwal untuk 24 kloter kita, mereka yang pulang minggu pertama
BACA JUGA: Hidayat Janji Hapus Rekening Liar
Tapi setelah itu, jadwal kloter lainnya akan normal lagiKan jemaah dari Pakistan dan negara lainnya tidak sebanyak jemaah IndonesiaJadi kita bisa gunakan pintu mereka yang sudah kosong," ungkap Ghafur.Ghafur menyebutkan bahwa penundaan kepulangan jemaah ke tanah air itu bukan dalam arti di-delay, tetapi memang jadwalnya diubah"Bukan delayedKalau delayed itu kan jemaahnya sudah berada di bandaraTapi jadwal itu memang diubah sejak sekarangMudah-mudahan pihak Bandara King Abdul Aziz bisa segera menyelesaikan pembangunan lima gate-nya," katanya pula.
Jemaah Indonesia yang berada pada 24 kloter pertama itu sendiri ada sekitar 10 ribu jemaah, dari total 208.240 jemaah, yang terdiri dari jemaah reguler dan ONH PlusSeluruh jemaah kini sudah berada di kota Mekah AlmukaromahTotal kloter jemaah Indonesia sendiri adalah sebanyak 478 kloterDalam satu kloter terdiri dari 325 hingga 450 jemaahRencananya, seluruh jemaah harus sudah diterbangkan ke tanah air paling lambat 31 Desember 2009.
Sementara itu, jemaah haji Indonesia yang meninggal dalam proses menunaikan rukun Islam kelima di tanah suci masih bertambahHingga kini jumlahnya mendekati 100 jemaahCatatan Depag hingga 21 Nopember, tepatnya sudah ada 91 jemaah yang wafatBeberapa nama terakhir yang tercatat ialah Abdul Karim Bin Tato dari Dompu, Jawanar Binti Kamil dari Sianok, Razali Bin Abdul Karim dari Bireuen, Solechah Binti Mat Raji (Alm) dari Surabaya, Sumirah Noto Suparjo Binti Harjo Suwito dari Gunungkidul, serta Abdulrochman Bin Aim dari Cianjur(gus/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyunatan Subsidi Pupuk, Kerdilkan Petani
Redaktur : Tim Redaksi