Jagal Norwegia Mengaku Gila

Jaksa Siap Dakwa dengan Kejahatan Kemanusiaan

Rabu, 27 Juli 2011 – 16:16 WIB

OSLO - Penyelidikan terhadap Anders Behring Breivik, tersangka utama serangan ganda (pengeboman atas kantor perdana menteri dan penembakan atas peserta perkemahan pemuda) pada Jumat lalu (22/7) terus bergulirTetapi, sang pengacara justru telah menyiapkan alibi

BACA JUGA: Pesawat Militer Jatuh, 78 Tewas, 3 Terluka

Dia mengklaim, seluruh aksi yang dilakukan Breivik itu mengindikasikan bahwa dia gila.
 
"Semua (aksi maupun pengakuannya di depan hakim) itu menunjukkan bahwa dia gila," ungkap Geir Lippestad, pengacara Breivik, kepada para wartawan di Oslo kemarin (26/7).
 
Dalam hearing secara tertutup pada Senin lalu (25/7), di Breivik mengakui perbuatannya
Pria 32 tahun itu juga mengaku sebagai anggota jaringan anti-Islam di Eropa.
 
Untuk membuktikan pernyataannya mengenai Breivik, Lippestad akan melakukan uji psikiatri terhadap pelaku ledakan di Regjeringskvartalet (kantor PM Norwegia) dan penembakan yang telah menewaskan 69 (bukan 86 orang) peserta perkemahan pemuda di Pulau Utoeya tersebut

BACA JUGA: Presiden Rusia Jadi Captain America

Senin lalu, pemerintah Norwegia resmi merevisi jumlah korban tewas menjadi total 76 orang (termasuk tujuh orang dalam insiden pengeboman)

 
Meskipun uji psikiatri belum dilakukan, Lippestad yakin dan berani memastikan bahwa kliennya memang tidak waras

BACA JUGA: Rezim Syria Adopsi Sistem Multipartai

Kenapa begitu" "Dia (Breivik) meyakini bahwa dirinya ada dalam situasi di tengah perangDalam situasi perang, Anda bisa melakukan hal-hal seperti dilakukan klien saya tanpa perlu merasa bersalah," ungkapnya.
 
Dalam hearing tertutup selama 40 menit pada Senin lalu, Breivik menolak bertanggung jawab atas kejahatannyaDia juga tak merasa bersalah meski mengakui perbuatannya. 
 
Di depan Hakim Kim Heger, Breivik mengatakan bahwa dua serangan beruntun yang dia lancarkan itu memang mengerikanTetapi, sebagai anggota kelompok radikal, dia merasa perlu melakukannyaKarena itu, dia sama sekali tak menyesali aksinyaAlasannya, dua serangan itu merupakan bagian dari revolusi anti-Islam yang digelorakan di Eropa.
 
Dengan mengklaim bahwa Breivik gila, Lippestad justru berharap kliennya tak akan menjalani proses hukum lebih lanjutSebab, pengadilan bukanlah tempat yang tepat bagi orang tak waras"Klien saya tidak bisa dijebloskan ke penjaraDia punya gambaran tersendiri soal kehidupan ini yang dia yakini sebagai realitasFenomena itu sangat sulit diterima akal sehat," katanya soal ketidakwarasan Breivik
 
Lippestad melanjutkan bahwa Breivik sengaja memakai narkoba untuk melipatgandakan keberaniannya Jumat laluSebelum meledakkan bom di kompleks pemerintahan di Kota Oslo, dia mengonsumsi obat-obatan"Yang ada di dalam benaknya hanya matiDia mengira akan mati setelah pengeboman atau pembantaianDia juga mengira akan mati di pengadilan," ungkapnya
 
Karena itu, saat dia tidak mati setelah melancarkan dua serangan maut tersebut, Breivik justru shock"Dia hanya fokus pada serangan, bukan hasilnyaKarena itu, dia juga tak peduli pada dampak serangan yang dia lakukan," terang LippestadMenurut dia, Breivik bahkan tak menaruh iba pada korban anak-anak yang dirawat secara intensif di rumah sakit
 
Sesaat sebelum melancarkan aksinya, Breivik menulis dan mempublikasikan tulisan setebal 1.500 halaman soal motivasi aksinya"Klien saya yakin, perang (anti-Islam) yang dia cetuskan akan berlangsung selama 60 tahunDia juga yakin kubunya (kelompok radikal Eropa) akan menang," kata Lippestad mengutip dokumen kliennya
 
Kendati demikian, jaksa pemerintah tidak percaya begitu saja pada keterangan LippestadSetelah hearing tertutup, jaksa malah berancang-ancang menjerat Breivik dengan pasal kejahatan kemanusiaanTerutama, dalam serangan kedua yang masuk kategori pembantaian terencanaJadi, tuntutan hukuman untuk Breivik pun akan meningkatTak hanya 21 tahun, tetapi maksimal 30 tahun(AFP/AP/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Mengutuk Keras Tragedi Oslo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler