jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Pasca mengantongi surat rekomendasi resmi Partai Demokrat (PD), kubu bakal calon gubernur (balongub) M. Ridho Ficardo makin optimistis.
PD menargetkan pekan ketiga Desember, Ridho telah mengumumkan parpol koalisi. Tak hanya itu, ketua DPD PD Lampung itu juga bakal sekaligus mengumumkan bakal calon wakil gubernur (balonwagub).
BACA JUGA: Ribuan Warga Pringsewu Antusias Sambut Cagub Arinal
Saat itu, Ridho juga sudah mendapatkan perpanjangan surat tugas sebagai balongub dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Koalisi dua parpol ini memang belum cukup memenuhi persyaratan untuk mendaftar pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sesuai persyaratan, pasangan calon harus mendapatkan minimal 17 kursi DPRD Lampung dari hasil Pemilu 2014. Sementara, PD memiliki 11 kursi dan PPP 4 kursi. Koalisi dua parpol ini memiliki 15 kursi, masih kurang 2 kursi lagi untuk mencapai persyaratan tersebut.
BACA JUGA: Ridho Terus Lobi PDIP, Mustafa Yakin Hanura Komit
Meski demikian, Ridho beserta PD dan PPP mengklaim sudah mengantongi dukungan dari parpol lainnya.
Sekretaris Centre of Election and Political Party (CEPP) FISIP Universitas Lampung (Unila) Darmawan Purba mengatakan, dari segi jumlah kursi koalisi, sepertinya peluang masih ada bila Ridho menggaet Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
BACA JUGA: Bahas Kesiapan DPD PD Lampung, SBY Panggil Ridho ke Cikeas
Dengan asumsi keempat balongub melaju. Keempatnya yakni Ridho, Herman H.N., Arinal Djunaidi, dan Mustafa.
’’Atau, Ridho bisa membidik koalisi yang masih rentan. Contohnya koalisi Mustafa yang masih berpolemik seputar balonwagub,” kata Darma –sapaan akrabnya– kepada Radar Lampung, Jumat (8/12).
Mustafa sudah mendapatkan rekomendasi sebagai balongub dari Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Hanura. PKS dan Hanura bisa menjadi bidikan Ridho.
Menurut Darma, jika hanya untuk menggenapi persyaratan pencalonan, Ridho menggaet Hanura saja sudah cukup. Tetapi jika koalisinya untuk bekerja dan pemenangan, PKS lebih progresif.
Sedangkan untuk membidik PDI Perjuangan yang memiliki 17 kursi, Darma mengatakan, peluang Ridho tidak besar. ’’Kalau PDIP, saya lihat peluang terbesar masih di Herman H.N,” kata Darma.
Sekretaris DPD PD Lampung Fajrun Najah Ahmad mengatakan, memang yang sudah menetapkan harga mati untuk mengusung Ridho dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 27 Juni 2018 baru PD dan PPP. Namun, dia memastikan bahwa Ridho dapat memenuhi syarat untuk mendaftar sebagai balongub.
’’Yang baru dibuka ke publik memang PPP dan PD. Yang lainnya sudah di ’kantong’, tetapi tidak bisa dibuka. Semua menuju titik terang, minggu ketiga Desember akan dibuka, termasuk pendampingnya, sabar dulu,” kata Fajar –sapaan akrabnya– ketika bersilaturahmi ke kantor DPW PPP Lampung kemarin siang.
Di sisi lain, selain PD dan PPP, sejumlah parpol sudah memberikan surat tugas dan rekomendasi kepada balongub lain. Misalnya PDIP yang menugaskan Herman H.N.; Partai NasDem, PKS, dan Partai Hanura yang merekomendasikan Mustafa; serta Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan PKB yang merekomendasikan Arinal Djunaidi.
Dengan kata lain, secara matematika, tidak ada parpol sisa bagi Ridho. Namun, menurut dia, politik itu merupakan komunikasi dan kompromi. ”Yang sudah bersikap titik terkait pencalonan gubernur adalah Demokrat dan PPP. Partai lain masih koma. NasDem mungkin sudah titik (mendukung Mustafa). Sah-sah saja,” ujar Fajar.
Fajar menjelaskan, sampai pada waktu pendaftaran pasangan calon ke KPU, maka semua kandidat masih bisa melakukan proses lobi-lobi politik. Fajar tidak dapat membuka pola komunikasi politik yang terus berjalan saat ini. Tetapi, memang Ridho selaku petahana tentu memiliki hubungan baik dengan jajaran parpol di tingkat daerah dan pusat.
Dengan demikian, Fajar memastikan Ridho dapat memenuhi syarat untuk mendaftar ke KPU Lampung. ”Namun belum bisa saya buka. Tapi saya bisa pastikan bahwa semakin mendekati pendaftaran pasangan dalam pilgub, aktifitas politik semakin tinggi, dinamikanya juga terlihat. Tidak ada jaminan parpol yang sudah merekomendasikan calon A, B, C, tidak akan berubah,” tandasnya.
Terkait ini, Fajar menolak anggapan Ridho akan merebut rekomendasi balongub lainnya. Namun pimpinan parpol di tingkat pusat juga tentu akan mengevaluasi surat tugas atau rekomendasi yang sudah ada. Terlebih, survei popularitas dan elektabilitas terus berjalan. Dia mengklaim, banyak hasil survei dari lembaga independen menempatkan Ridho di posisi tertinggi karena kinerja.
Ketua DPW PPP Lampung Hasanusi BBA menambahkan, partainya sudah mematok harga mati dalam mendukung Ridho. Terkait parpol koalisi dan balonwagub, PPP menyerahkan dan mendukung sepenuhnya kepada Ridho. Partai berlambang kakbah ini pun akan memantapkan konsolidasi sampai tingkat bawah untuk memenangkan Ridho.
”Prinsipnya, bagaimana ini nanti ikan dapat, air tak keruh. Artinya, Ridho menang, tapi saling menguntungkan,” kata Hasanusi kepada wartawan.
Terpisah, Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Lampung dan Bengkulu DPP Partai Hanura Frans Agung Mula Putra Natamenggala mengatakan, perubahan rekomendasi di partainya bisa saja terjadi.
Tinggal menunggu pertimbangan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang bersama tim pilkada pusat yang akan memutuskan.
”Contohnya kan ada. Gerindra sudah berubah (rekomendasi) dari calon satu ke calon lainnya. Politik ini hitungan detik. Rekomendasi bisa berubah, tinggal calon gugbernurnya cari simpati dengan keyakinan, pikiran logis, tim sukses, dan memiliki popularitas,” kata Frans di Lapangan Saburai, Enggal, Bandarlampung, kemarin.
Anggota DPR RI ini menjelaskan, DPP Partai Hanura memang sudah memutuskan merekomendasikan Mustafa dan Helmi Hasan untuk berpasangan dalam Pilgub Lampung 2018. Mustafa juga sudah mendapatkan dukungan dari Partai NasDem dan PKS. Dengan konfigurasi parpol seperti ini, berarti Mustafa dapat mendaftar ke KPU pada Januari 2018.
Namun, Helmi Hasan belum melakukan komunikasi. Politisi PAN ini juga sepertinya bakal melanjutkan periodesasi kedua sebagai wali kota Bengkulu. Sedangkan PKS sudah mematangkan nama Ahmad Jajuli sebagai balonwagub yang akan mendampingi Mustafa.
Frans juga tak menampik bahwa Ridho dan Arinal melakukan lobi politik untuk mendapatkan rekomendasi dari Hanura.
’’Kalau Helmi ada perubahan, tentu DPP Hanura akan mengkaji ulang. Sampai sekarang, Hanura tetap mendukung Mustafa, tapi lihat nanti ke depannya berubah atau tidak? Setiap detik, politik ini kan berubah. Apalagi Pilgub 2018 ini untuk persiapan perhelatan Pemilu 2019,” pungkasnya. (dna/c1/wdi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kader PPP Keluhkan Sikap Sang Petahana
Redaktur & Reporter : Budi