jpnn.com - Nama Khalid bin Walid senantiasa muncul di setiap pertempuran legendaris zaman Nabi Muhammad. Ia keturunan Banu Makhzum, yang secara tradisional memegang kepimpinan tentara di kota Mekah.
Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network
BACA JUGA: Abu Bakr dan Perjuangan Pembebasan Budak
“Khalid Saifullah selalu berada dalam medan pertempuran sampai akhir hayatnya,” tulis Muhammad Husain Haekal, peneliti dan penulis buku sejarah Islam: biografi Nabi Muhammad, Abu Bakar Siddiq, dan para pimpinan Islam lainnya.
Gelar Saifullah (pedang Allah) disematkan Nabi Muhammad kepada Khalid bin Walid ketika dirinya memimpin pasukan di Mu’tah setelah terbunuhnya Zaid bin Harisah, Ja’far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah.
BACA JUGA: Mau Tahu Ciri-ciri Abu Bakr Siddiq?
Kehebatan dan kejelian Khalid di medan pertempuran memang jadi buah bibir pada masanya. Apalagi ketika menghadapi pasukan Romawi. Ia digadang-gadang pandai mengelak dan menyerang. Kemudian berbalik, melepaskan diri dan selamat.
Khalid yang pemberani, nekat, cepat dan tepat acapkali disama-samakan oleh para penulis biografinya dengan pahlawan lapangan; Iskandar Agung, Jengiz Khan, Julius Caesar, Hannibal dan Napoleon.
BACA JUGA: Pemerintah Harus Intens Sidak ke Pasar Jelang Lebaran
Jagoan Kuraisy
Khalid bin Walid penunggang kuda yang hebat. Sebelum menganut Islam, ia pahlawan Kuraisy yang ditakuti.
Jagoan kota Arab ini punya watak kasar. Lebih mengandalkan kekerasan dan kekuatan.
“Dalam Perang Badr, Uhud, dan Khandaq, ia (Khalid bin Walid--red) masih berada dalam barisan kaum musyrik,” tulus Muhammad Haekal.
Begitu masuk Islam, ketika Nabi Muhammad ke Mekah untuk umrah setelah Perjanjian Hudaibiyah, Khalid bin Walid berpidato di hadapan orang-orang Kuraisy…
“Bagi orang berpikiran sehat sudah jelas sekarang bahwa Muhammad bukan tukang sihir dan bukan penyair. Yang dikatakannya itu ialah firman Allah seru sekalian alam. Sudah seharusnya orang yang punya hati nurani akan mengikutinya.”
Sejurus kemudian, Khalid pun mendapat tempat di hati kaum muslimin sebagai seorang pimpinan perang.
Menurut Haekal, dalam pertempuran-pertempuran berikutnya—sesuai gelar yang diberikan Nabi Muhammad—Khalid betul-betul umpama pedang Allah.
“Di tangannya, Allah memberikan kemenangan atas Irak dan Syam dan menundukkan Persia dan imperium Rumawi, dua adikuasa yang menguasai dunia saat itu.”
Tidak heran, sambung Haekal, jika Abu Bakr menempatkannya untuk memimpin brigadenya yang paling tangguh. (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Abu Bakr bin Siapa?
Redaktur & Reporter : Wenri