jpnn.com - JAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia diminta mengaplikasikan program akselerasi atau percepatan untuk mengejar sejumlah negara lain yang mulai melahirkan pebulu tangkis muda potensial.
Sebab, belum ada pebulu tangkis muda Indonesia yang bercokol di peringkat sepuluh besar dunia.
BACA JUGA: Barongsai Jadi Ajang Terakhir TAFISA Games 2016
Mantan pelatih nasional Mulyo Handoyo mengungkapkan, saat ini kualitas antara pemain senior dengan pemain muda di Indonesia sangat berbeda.
Tak heran, di turnamen besar dunia pada level superseries, kejuaraan dunia, atau bahkan Olimpiade, muka-muka lama yang masih diandalkan.
BACA JUGA: Kunjungi Museum Olahraga, Delegasi TAFISA Kagum
“Kita harus punya program akselerasi. Jangan sampai kita malah makin ketinggalan. Kita lihat Carolina Marin dan Victor Axelsen saja sudah bisa mendapatkan medali Olimpiade di usia awal 20-an. Sementara kita di kejuaraan kelompok umur internasional, belum banyak yang muncul,” kata pelatih yang mengantarkan Taufik Hidayat meraih emas Olimpiade 2004 Athena, Yunani itu.
Pria yang pernah juga melatih di Singapura menambahkan, turnamen dengan kategori kelompok umur saat ini memang menjamur di Indonesia.
BACA JUGA: Horeee... Bonus Peraih Medali Olimpiade dan Paralimpiade Cair!
Sayangnya, belum banyak yang bisa diorbitkan oleh PP PBSI. Ke depan, PBSI yang akan menggelar musyawarah nasional akhir Oktober nanti diharapkan lebih mengakomodasi para talenta muda.
Salah satu cara yang bisa digunakan ialah dengan membentuk tim nasional junior kelompok umur yang juga sudah dilakukan oleh negara lain.
Selain itu, sentra latihan di daerah, selain juga di klub, perlu dihidupkan kembali, “Infrastrukturnya sudah ada, sehingga pembinaan bisa dilakukan secara merata, tidak hanya terpusat di Jawa,” katanya.
Pengamat olahraga Anhar Nasution mengatakan, potensi pebulu tangkis muda di seluruh di Indonesia belum terlalu dilirik oleh PP PBSI di bawah pimpinan Gita Wijawan.
Ia berharap, munas bisa menghasilkan pemimpin yang lebih memperhatikan lagi potensi muda. Dengan begitu, regenerasi pebulu tangkis Indonesia terus berjalan.
“Harusnya muncul pemimpin yang nanti memang hobi terhadap olahraga bulu tangkis. Kalau sudah hobi kan dia rela mengorbankan segalanya untuk bulu tangkis, uang, waktu, bahkan bisa saja tidur pun dia di situ. Sudah cukuplah karena selama empat tahun terasa tidak ada perubahan karena sukses Olimpiade pun sudah dirintis sebelum Gita,” kata mantan anggota DPR itu. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peluang Kongres PSSI di Dua Tempat Terbuka Lebar
Redaktur : Tim Redaksi