jpnn.com, JAKARTA - Gubernur berganti, tapi banjir kiriman dari Bogor tetap menggenangi DKI Jakarta. Ya, masalah yang sudah puluhan tahun tak selesai itu kembali terjadi di era Gubernur Anies Baswedan.
“Di tempat itu tidak ada hujan sebetulnya, mereka itu. Kita ini menerima air dari hulu ketika disana hujannya keras,” kata Anies, Jumat (26/4).
BACA JUGA: Air dari Bendung Katulampa Tumpah, Jakarta Dikepung Banjir
Untuk solusinya, Anies bergantung pada pemerintah pusat. Yakni, dua bendungan yang tengah dibangun di kawasan Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir yang kerap terjadi di Bogor, Depok dan Jakarta.
Kedua bendungan ini tipenya kering (dry dam) yang pada musim kemarau akan kering dan baru akan digenangi saat musim hujan. Kedua bendungan ini memiliki daya tampung 8,13 juta meter kubik dan berfungsi menahan aliran permukaan yang berasal dari daerah hulu.
BACA JUGA: Bendung Katulampa Siaga 1, Warga DKI Jakarta Waspada Banjir ya
“Karena itulah yang dikerjakan membangun dry dum di hulu ada 2 bendungan yang sekarang dibangun. Kalau bendungan itu selesai tahun ini maka bila terjadi hujan deras di daerah Ciawi bogor maka airnya bisa di tahan,” tutur Anies.
Sehingga, menurut dia, dengan pembangunan dua bendungan ini datangnya air ke Jakarta tidak melimpah seperti saat ini meskipun intensitas hujan di Bogor tinggi.
BACA JUGA: PDIP Akan Ajak PSI Berkolaborasi Mengkritik Kinerja Anies
Anies menuturkan, targetnya dua bendungan ini akan rampung pada bulan Desember tahun ini. Maka ditegaskan lagi, dengan munculnya dua bendungan itu aliran air dapat tertaham.
“Saat ini sebelum itu selesai, air masih begitu saja datang karena itu titik-titiknya yang biasanya kena itu limpahan air dari padahal kan Jakarta ya hujan tapi tidak ada hujan yang luar biasa disini ini adalah contoh situasi banjir karena kiriman dari selatan,” pungkasnya.
BACA JUGA: Air dari Bendung Katulampa Tumpah, Jakarta Dikepung Banjir
Hujan yang mengguyur wilayah Bogor dan sekitarnya membuat Bendungan Katulampa, Kabupaten Bogor, dan Pintu Air Depok, Jawa Barat naik level menjadi Siaga I pada Kamis (25/4) malam. Akibatnya 17 wilayah di Jakarta tergenang banjir kiriman.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Bendungan Katulampa naik level menjadi Siaga I dengan ketinggian air 220 cm pada Kamis (25/4) pukul 22.30. Sementara ketinggian air di Pintu Air Depok naik menjadi 360 cm pada Jumat (26/4) pukul 00.43 WIB.
Akibatnya, pada Jumat (26/4) 07.00 WIB, sebanyak 17 titik banjir terpantau menggenangi wilayah Jakarta Selatan dengan ketinggian banjir rata-rata 20 cm – 100 cm. Hingga 26 April 2019, Pukul 06.00 WIB tidak terdapat korban jiwa/luka akibat dari banjir tersebut.
Dinas Sumber Daya Air melalui satgas SDA Kecamatan melakukan penanganan banjir di lokasi dengan penyedotan menggunakan pompa dibantu oleh PPSU Kelurahan. Telah disiapkan sebanyak 133 unit pompa mobile dan 465 unit pompa stasioner yang tersebar di 164 lokasi.
Ke 17 wilayah tersebut antara lain RW. 07 Kel. Lenteng Agung, RW. 01 Kel. Srengseng Sawah, RW. 01 Kel. Pengadegan, RW. 07 Kel. Rawajati, RW. 05, 06, 07, 08 Kel. Pejaten Timur, dengan ketinggian banjir rata-rata 20 cm s.d 170 cm. Wilayah Jakarta Timur tepatnya di RW. 02, 05, 08 Kel. Cawang, RW. 05 Kel. Balekambang, RW. 04, 05, 08 Kel. Kampung Melayu, RW. 07, 11 Kel. Bidara Cina. Sebagian warga di RT 07, 08/RW 01 Kelurahan Pengadegan, mengungsi di Rusun Pengadegan, Jakarta Selatan. (jpc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjelasan Kemendagri Jika Sandi Mau Diusung Jadi Wagub DKI Lagi
Redaktur & Reporter : Adil