Jakarta Perang Melawan Sampah

Sabtu, 01 Oktober 2011 – 00:49 WIB

PENGELOLAAN sampah di Jakarta perlu melibatkan swastaSehingga penanggulangan sampah dari sumber bisa ditangani secara maksimal

BACA JUGA: Pangkostrad Bersih-Bersih Istiqlal dan Kathedral

Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta, rata-rata volume sampah di ibu kota mencapai 26.676,24 meter kubik atau 6.594,72 ton per hari


Sumber sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga atau pemukiman yang mencapai 52,97 persen atau 3.178 ton per hari

BACA JUGA: Anak Jalanan Dapat Apresiasi Dewan

Disusul, sampah perkantoran sebanyak 27,35 persen atau 1.641 ton per hari, sampah industri sebanyak 8,97 persen atau 538 ton per hari, sampah sekolah sebesar 5,32 persen atau 319 ton per hari, sampah pasar sebesar 4 persen atau 240 ton per hari dan sampah lain-lain sebesar 1,4 persen atau 84 ton per hari.

Komposisi sampah di ibu kota sendiri terdiri dari sampah organik sebanyak 55,37 persen dan anorganik sebanyak 44,63 persen
Sedangkan sampah anorganik meliputi sampah kertas 20,57 persen, sampah plastik 13,25 persen, sampah lain seperti batu dan pasir 4,65 persen, sampah gelas atau kaca 1,91 persen, sampah bahan berbahaya beracun (B3) 1,52 persen, logam/metal 1,06 persen, sampah bongkaran 0,81 persen, kain atau tekstil 0,61 persen, karet/kulit tiruan 0,19 persen dan kayu 0,07 persen.

Kondisi demikian, menurut Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna, tidak mungkin dapat diatasi tanpa melibatkan peranan swasta

BACA JUGA: Feeder Busway Harus Jangkau Daerah Elite

Di antaranya dengan mewajibkan kepada pengembang kawasan untuk menggunakan teknologi yang bisa mengolah sampah

"Sehingga aparat kami hanya akan mengangkut sampah sisa dari olahan tersebutIni akan mengefisiensi penggunaan anggaran mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA)," ujar Eko.

Karena itu, sambung dia, keterlibatan swasta akan diatur dalam revisi peraturan daerah terkait penanggulangan sampah di DKI Jakarta"Agar kita punya payung hukum yang kuatSaat ini kewajiban pengolahan sampah oleh swasta baru diatur dalam SK gubernurNamun belum mengatur mekanisme dan teknisnya," tutur Eko.

Selain keterlibatan pengembang kawasan, kata Eko, peranan masyarakat juga sangat diperlukanSebab masyarakat bisa melakukan pemilahan sampah sendiriSehingga penanganan sampah akan semakin mudah.Dengan menggunakan cara tersebut, Dinas Kebersihan DKI hanya akan mengangkut 10 persen sampah ke TPS akhirSedangkan 90 persen sisanya telah diolah oleh masyarakat

Diprediksi, volume sampah rumah tangga yang dihasilkan per satu kawasan perumahan sekitar 80-100 tonJika sampah langsung dipilah dan diolah, maka sekitar 90 ton bisa didaur ulang sedangkan 10 ton lagi diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir

Saat ini, terdapat 94 titik tempat daur ulang atau 3R (reduce, reuse, dan recycle) yang tersebar di lima wilayah kotaMelalui aktivitas ini dapat direduksi sampah sebanyak 752 meter kubik per hari atau setara dengan 167,11 ton per hari atau sekitar 3 persen dari timbulan sampah.

Sementara Kepala Penanganan dan Pengendalian Dinas Kebersihan DKI Jakarta Joko Suratno mengatakan, mengatasi sampah dari hulu merupakan cara yang paling efektifWarga diajak berpartisipasi dalam melaksanakan program 3RYakni reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (memanfaatkan kembali)"Cara ini juga mengajarkan kepada masyarakat agar efisiensi dalam pola konsumsi," tutur dia.

Hingga 2009, kata Joko, program 3R baru dapat mereduksi sampah sebesar 7 persen dari total volume timbunan sampah per harinyaPengurangan sampah tersebut berasal dari 94 titik kawasan lingkungan permukiman di JakartaSejumlah tempat tersebut berhasil mereduksi sampah hingga 2.187 meter kubik atau 485 ton per hari.

Sebanyak 29 titik di Jakarta Utara yang berhasil mereduksi 650 meter kubikKemudian, 13 titik di Jakarta Pusat sebanyak 136 meter kubik sampah per hariLalu, sebanyak 10 titik di Jakarta Timur yang berhasil mengurangi sampah hingga 371 meter kubik per hari

Selanjutnya, 22 titik di Jakarta Barat yang mereduksi sampah hingga 475 meter kubik per hari.Sedangkan, di Jakarta Selatan terdapat 20 titik yang berhasil mereduksi sampah hingga 555 meter kubik per hari

"Kami berharap pada 2012 mendatang, keberhasilan program 3R bisa mencapai target yang ditetapkanDalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2007-2012, pengurangan sampah harus dapat mencapai 12-15 persen," papar Joko

Di sisi lain, Kepala Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan Dinas Kebersihan DKI Jakarta Ajang P Pinem mengatakan, terdapat kendala penanganan sampah di pemukiman yakni lokasi pembuangan sampah (LPS)Faktor utamanya, tidak adanya lahan untuk pembuatan LPS resmi

"Apabila pengembang kawasan perumahan maupun kawasan bisnis mengolah sampah sendiri, otomatis menyediakan lokasi sendiriBerbeda halnya dengan pemukiman warga di perkampungan yang butuh LPS," imbuhnya.

Salah satu upaya untuk mengatasi persoalan LPS di pemukiman warga, kata Ajang, yakni dengan mengirimkan LPS mobileBentuknya kontainer berkapasitas 18 – 20 kubik atau setara dengan lima ton sampahDengan catatan warga juga mau menyediakan lahan untuk landasan LPS mobile iniMenurut dia, pengiriman LPS mobile kapan pun siap dilakukan pihaknya, sepanjang warga telah menyediakan lahan untuk lokasinya

Perlunya meningkatkan keterlibatan swasta, tambah Ajang, kini Dinas Kebersihan DKI terjadi pengurangan sumber daya manusia (SDM)"Aparat kami yang tersisa di tingkat provinsi maupun wilayah hanya 1.500 orangTahun lalu masih ada 3.000 orangSetengahnya sudah pensionKe depan, penanganan sampah tidak sepenuhnya oleh aparat dinasLebih mengedepankan fungsi managerial," pungkasnya.(rul/aak)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduk Marunda Butuh Rp 79 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler