Jalan Paralel Perbatasan Terhambat Regulasi

Kamis, 22 Desember 2011 – 13:40 WIB

SANGGAU--Jalan paralel perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Barat, belum terwujudMasalah utama, karena terhambat regulasi pemerintah

BACA JUGA: Dua Raperda Inisiatif DPRD Banten Contek UU dan PP

Kawasan yang akan dibangun dianggap melintasi hutan lindung
Sehingga pemerintah daerah tak berani  melanjutkan pembangunan

BACA JUGA: Polisi Tewas Ditikam, Keluarga Meragukan

Regulasi yang kaku membuat pembangunan stagnan.

"Jalan paralel perbatasan terhambat karena dianggap kena hutan lindung dan hutan produksi," kata Wakil Bupati Sanggau, Paulos Hadi, di Sanggau, Kamis (22/12)

Dijelaskan Paulos, jalan itu menghubungkan antara kabupaten di Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia
Yakni, Kabupaten Bengkayang, Sanggau, Sambas, Sintang dan Kapuas Hulu

BACA JUGA: APBD Batam Defisit, Uang Makan Guru Dipotong

Jalan itu diharapkan dapat membuka akses dan memermudah transportasi di perbatasanSehingga aktivitas perekonomian meningkat dan masyarakat bisa sejahtera"Tapi, sayangnya pembangunan harus terhambat karena hutan lindung," kata Paulos.

Pembangunan jalan paralel perbatasan untuk Provinsi Kalbar direncanakan mulai dari Temajo (Sambas) melewati Aruk dilanjutkan Seluas (Bengkayang) menuju Entikong (Sanggau) ke Jalan Jasa (Sintang) Badau (Kapuas Hulu) dan Provinsi Kaltim.

Menurut dia di beberapa titik masih terkena hutan lindung, seperti di wilayah perbatasan antara Bengkayang-Sanggau serta Kapuas HuluIa menjelaskan, kalau di Malaysia tidak ada yang memermasalahkanPadahal, kata dia, kawasan yang dibangun itu, sama-sama hutan lindung.
"Lihatlah, di seberang (Malaysia) sana, mereka sudah membangunKita mau membangun, dibilang itu hutan lindung," ungkap Paulos.

Pihaknya bukan tak berupayaMenurut dia, sudah berkali-kali mencoba untuk meminta perhatian pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kehutanan"Tapi, mereka katakan tidak bisa," kata Paulos.
Maka dari itu, ia berharap permasalahan tersebut menjadi perhatian pemerintah pusat.

Terkait jalan tikus yang ada di perbatasan, kata Paulos, memang sudah ada dari dulu"Bahkan sejak Indonesia belum merdeka," tegasnyaJalan itu dilalui untuk masyarakat perbatasan kedua negara untuk saling kunjung mengunjungi.

Kendati berseberangan dan dipisahkan oleh batas negara, tapi ikatan  pertalian persaudaraan masyarakat sangat kuatMereka saling kunjung mengunjungiBiasanya berpesta bersama, misalnya merayakan panenKendati demikian, jalan tikus itu cenderung dimanfaatkan pihak lain untuk melakukan kegiatan negatif"Kita terus lakukan pengawasan dengan melibatkan aparat desaAparat keamanan juga ada pos di sana," kata Paulos.

Seperti diketahui, di sepanjang 857 kilometer perbatasan RI-Malaysia di Kalbar terdapat 52 titik jalan tikus yang sangat rawan menjadi jalur lintasan aktivitas kejahatan(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Besi Tower PLN Dicuri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler