Jalan Pintas MbS Merevolusi Sepak Bola Arab Saudi

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Minggu, 30 Juli 2023 – 22:17 WIB
Pangeran Muhammad bin Salman di KTT G20. Foto: AFP

jpnn.com - Liga Arab Saudi jadi fenomena terbaru sepak bola dunia. Sekarang, pemain top dunia berbondong-bondong hijrah ke Arab Saudi.

Dimulai dengan Cristiano Ronaldo pada musim 2022, sekarang lebih dari 20 pemain top Eropa merumput di Negeri Petrodolar itu.

BACA JUGA: Wahabisme

Inilah revolusi sepak bola yang diotaki oleh Pangeran Muhammad bin Salman atau MbS. Tentu, namanya tidak muncul di permukaan.

Akan tetapi, transfer-transfer raksasa yang melibatkan uang gila-gilaan itu tidak akan bisa terlaksana tanpa restu MbS.

BACA JUGA: MbS Tiwikrama

Secara de facto, MbS adalah penguasa tunggal Arab Saudi. Dia mengontrol perubahan besar yang sedang dilakukan oleh negerinya.

MbS merevolusi citra Arab Saudi dari negeri konservatif jantung kekuatan wahabisme, menjadi negara liberal yang bermimpi berdiri sejajar dengan negara-negara maju dan modern .

BACA JUGA: Presiden Gay

Kini MbS sebagai penguasa yang menentukan arah kebijakan pembangunan Arab Saudi melepas asosiasinya dengan wahabisme. Dia sengaja memutus sejarah negerinya dengan wahabisme dan mengangkat tema nasionalisme Arab Saudi sebagai karakter baru.

Setelah memutus kaitan dengan wahabisme, MbS kembali kepada akar budaya lokal Arab Saudi pra-Islam. Pengritiknya menyebut MBS sengaja mengembalikan citra Arab Saudi kepada era jahiliah yang terbelakang.

Sebelum kedatangan Islam, Jazirah Arab dikenal sebagai wilayah yang terbelakang dan disebut berada ada era kebodohan atau jahiliiah.

Selanjutnya, MBS ingin kembali kepada indentitas itu untuk menjadi dasar modernisasi Arab Saudi. Dia melakukan liberalisasi ekonomi, tetapi tetap mengendalikan kontrol politik secara ketat.

MbS menghukum keras oposisi dan orang-orang yang mengritik melalui media sosial.

MbS ingin melepas ketergantungan ekonomi negaranya dengan minyak. Oleh karena itu, dia mencari alternatif pendapatan baru dengan investasi besar-besaran di bidang teknologi dan pariwisata.

Liga Arab Saudi sudah memulai proyek pengembangan kompetisi sejak beberapa tahun terakhir. Ada banyak pemain dan pelatih top eks Eropa yang didatangkan sejumlah klub.

Salah satunya ialah Steven Gerard yang bergabung dengan klub Al-Ettifaq. Klub ini juga berhasil membawa Jordan Henderson dari Liverpool dan menjadikannya sebagai pemain dengan gaji termahal di Arab Saudi.

Perhatian fans sepak bola dunia baru benar-benar tersedot setelah transfer Cristiano Ronaldo. Superstar Portugal itu memilih melanjutkan kariernya bersama Al Nassr.

Kepindahan Ronaldo sempat dikritik karena dianggap kariernya sudah habis. Namun, kini kritik itu menguap begitu saja. Terbukti bahwa banyak pemain top yang menyusul ke Arab.

Nama-nama besar yang menyusul adalah Edouard Mendy dari Chelsea ke Al-Ahli. Karim Benzema hijrah dari Real Madrid ke Al Ittihad.

N'Golo Kante juga memilih bergabung dengan Al Ittihad setelah meninggalkan Chelsea. Ruben Neves dari Wolves ke Al-Hilal.

Kalidou Koulibaly dari Chelsea ke Al-Hilal. Klub Al-Ahli juga merekrut bintang Liverpool dan Brasil Roberto Firmino.

Di antara sederet nama-nama top itu terdapat pemain-pemain beragama Islam. Mereka ialah Karim Benzema, N’Golo Kante, Kalidoe Koulibaly, Hakim Ziyech.

Faktor agama tentu bukan pertimbangan utama, tetapi setidaknya menjadi konsiderans bagi Benzema ketika memutuskan bermain di Arab Saudi.

Kepindahan Jordan Henderson memantik protes keras dari komunitas LGBT Inggris. Ia menjadi ikon Liverpool dan menjadi kapten selama beberapa musim.

Ia ditransfer seharga senilai Rp 231 miliar dengan gaji Rp13 miliar perpekan. Kepindahan Henderson ke Arab Saudi jadi kontroversial karena dia sebelumnya mendukung secara vokal soal komunitas LGBT di sepak bola.

Henderson mengenakan ban kapten pelangi saat Timnas Inggris tampil di final Euro 2020 lalu. Henderson berulang kali menyuarakan dukungannya untuk keberadaan komunitas itu di pertandingan.

Pandangan Henderson tentu tidak sesuai syariat Islam di Arab Saudi. Homoseksualitas adalah sesuatu yang ilegal, dilarang keras dan dapat dihukum.

Namun, pertimbangan uang bisa mengalahkan pertimbangan idealisme. Hijrah besar-besaran ini menjadi tanda revolusi sepak bola di Arab Saudi.

Targetnya Arab Saudi ialah menjadi tuan rumah Piala Dunia. Sukses Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia menjadi pemicu dan pemacu semangat negeri kerajaan ituuntuk mengejar target menjadi tuan rumah.

Dua negara itu bersaing secara politis. Ketika Qatar berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA yang sukses dan bisa mempromosikan nilai-nilai Islam, Arab Saudi merasa terusik.

Selama ini Arab Saudi merasa dirinya menjadi sentra negara-negara Islam dunia. Akan tetapi, Qatar berhasil mencuri perhatian dunia dan membuat Arab Saudi merasa iri.

Fenomena Maroko yang berhasil masuk ke semifinal tentu semakin membuat panas Arab Saudi. Maroko menjadi satu-satunya negara Afrika yang berhasil masuk babak semifinal.

Arab Saudi berambisi mengalahkan capaian Maroko itu. Capaian Arab Saudi di Piala Dunia Qatar cukup membanggakan.

Kendati gagal lolos penyisihan, Arab Saudi sukses mengalahkan Argentina 2-1. Keberhasilan itu makin membanggakan karena Argentina kemudian menjadi juara dunia.

Arab Saudi ingin mengambil jalan yang lebih cepat untuk mencapai ambisinya itu. Pangeran MbS sudah membeli klub New Castle United dan menjadikannya sebagai satelit di Eropa.

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa MbS berada di balik upaya pembelian Manchester United oleh Syekh Jassim.

Dengan memboyong pemain-pemain top Eropa, Arab Saudi ingin menaikkan level permainan pemain-pemain lokalnya. Hal ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Maroko.

Negeri Magribi itu mengekspor pemain-pemainnya ke liga top Eropa dan menjadikan mereka pemain berkelas. Hampir 90 persen pemain inti Maroko di Piala Dunia Qatar bermain di klub besar Eropa, seperti di Spanyol dan Italia.

Pemain-pemain Maroko sekarang menjadi incaran klub-klub besar Eropa. Salah satu yang ramai adalah Sofyan Amrabat yang bermain di Fiorentina dan sedang dalam proses kepindahan ke Manchester United.

Eksperimen jalan pintas Arab Saudi ini masih perlu diuji. Hal yang sama dilakukan oleh China yang mengimpor pemain-pemain top Eropa beberapa tahun yang lalu.

Sekarang banyak klub liga China yang bangkrut karena besar pasak daripada tiang. Masih harus ditunggu apakah MBS bisa membuat sejarah dengan eksperimen mahal ini.(***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Effendi Simbolon dan Nakhoda Indonesia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler