Jambore Jateng: Proses Evakuasi Berlangsung Empat Jam Lantaran Terhambat Hujan

Sabtu, 01 Agustus 2015 – 05:40 WIB

jpnn.com - SEMARANG - Tewasnya dua pembina pramuka asal Pati pada pembukaan Jambore Daerah XIV Kwarda Jawa Tengah 2015 di Lemdikada Candra Birawa, Karanggeneng, Gunungpati, Semarang, langsung menarik perhatian warga setempat.

Spontan warga sekitar dan pengguna jalan yang melintas langsung turun membantu para korban yang terjepit tertimpa truk. Insiden maut tersebut sontak menjadi tontonan warga yang penasaran. Ratusan warga terlihat mengerumuni lokasi kejadian. 

BACA JUGA: Innalillahi, Dua Pembina Pramuka Tewas Dalam Pembukaan Jambore Jawa Tengah

Bahkan warga ada yang memanjat dinding pagar Lemdikada Candra Birawa hanya untuk sekedar menonton proses evakuasi mayat korban. Tak sedikit dari mereka yang juga mendekat hingga menghambat proses evakuasi. 

"Bagi yang tidak berkepentingan atau hanya menonton harap mundur dan menjauh dari lokasi. Ini bukan tontotan," kata petugas melalui pengeras suara saat dilakukan proses evakuasi.

BACA JUGA: Tersandung Suap CPNS, Oknum Pejabat BKD Gorut Tersangka

Proses evakuasi sendiri berlangsung selama empat jam lebih. Sejak tiba di lokasi, petugas Polsek Gunungpati, Laka Lantas Polrestabes Semarang, tim SAR Kota Semarang, dan BPBD Kabupaten Semarang, bekerja ekstra keras. 

Pasalnya kondisi mobil yang ringsek tersebut masih terjepit antara bagian belakang truk dan pohon besar. Dari pantauan Jateng Pos, korban selamat (Ateng, red) baru bisa diangkat dari bangkai mobil sekira pukul 21.40 dan langsung dilarikan ke RSUD Ungaran. 

BACA JUGA: Braakkk! Langsung Tewas di Kolong Truk

Sementara untuk korban tewas baru dapat dievakuasi pada pukul 23.00, pertama adalah Siti Munjaenab dan kemudian disusul oleh korban Sukoco pada pukul 23.10. Keduanya langsung dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang menggunakan ambulans.

Koodinator lapangan (Korlap) tim evakuasi, Nyoto, mengatakan upaya evakuasi berlangsung cukup lama disebabkan karena saat itu sempat turun hujan deras juga banyaknya warga yang mengerumuni lokasi kejadian. Nyoto memaparkan, posisi tiga korban semuanya terjepit di dalam mobil.

Untuk korban selamat terjepit di bagian dada, paha, dan terjepit kemudi. Sementara untuk dua korban tewas saat tim evakuasi tiba di lokasi kondisinya sudah dingin. 

"Pertama yang kami upayakan adalah memberi pertolongan kepada korban selamat. Kami kerjasama dengan tim medis dengan memberi bantuan alat pernafasan. Kami juga gunakan alat kombikater dan pompa hydrolik untuk melepaskan tubuh korban dari himpitan badan mobil," ungkap Nyoto.

Dalam insiden maut tersebut, sopir dan kernet truk langsung diamankan oleh petugas Laka Lantas Polrestabes Semarang. Sopir Kusmadi dan kernetnya saat itu langsung diamankan karena dikhawatirkan jadi amukan massa.
 
Setelah menjalani pemeriksaan hingga Jumat (31/7) pagi, polisi langsung menahan Kusmadi. Ia ditetapkan sebagai tersangka dalam insiden maut tersebut. Kusmadi dinilai lalai atau kurang menguasai kendaraan hingga mengakibatkan kecelakaan dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Pungky Bhuana, melalui Kanit Laka, AKP Baihaqi, saat dikonfirmasi mengatakan, insiden tersebut disebabkan oleh truk sarat muatan yang tidak kuat menanjak. "Jadi sopir truk sudah mencoba melakukan pengereman. Sempat juga mencoba menginjak gas agar truk maju. Tapi tidak bisa," ungkap Baihaqi saat dikonfirmasi Jateng Pos, Jumat (31/7).

Dikatakannya, kendaraan Avanza yang tertimpa truk sedianya akan masuk ke Lemdikada Candra Birawa. Tapi sopir truk lupa atau tidak paham pintu masuk ke Lemdikada. "Mobil rombongan itu kebablasan sekitar empat meter dari gerbang. Nah pada saat itu ada truk yang tidak kuat menanjak dan berjalan mundur. Mobil tidak bisa menghindar dan terseret truk," imbuhnya. (har/muz/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Rebutan Warisan, Siramkan Bensin, Nenek Terbakar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler