jpnn.com, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai pernyataan Tenaga Ahli Utama Staf Kepresiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang, sangat tidak pantas.
"Penilaian seperti itu sangat tidak pantas dikemukakan oleh seorang Tenaga Ahli Utama KSP," kata Jamuluddin kepada JPNN.com, Senin (17/5) malam.
BACA JUGA: Ali Ngabalin: Apa yang Salah dengan Pernyataan Jokowi soal Bipang?
"Diksi berotak sungsang itu dapat dimaknai sebagai penghinaan terhadap seseorang yang kemampuan otaknya rendah," ujar Jamiluddin.
Mantan dekan Fikom IISIP Jakarta itu menambahkan, seharusnya seseorang yang terdidik idealnya merespons pernyataan seseorang dengan adu argumen.
BACA JUGA: Mukhlis Ramlan: Semoga Bang Ali Mochtar Ngabalin Segera Bertobat
Di sisi lain, dia menilai Ngabalin dianggap melanggar etika berkomunikasi. Pasalnya, Ngabalin mengabaikan nilai dan norma yang menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain.
"Dia abai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk berdasarkan standar yang berlaku," ucap Jamiluddin.
BACA JUGA: Assalamualaikum, Bang Ngabalin, Mengapa Tidak Meminta Maaf kepada Pak Busyro?
Penulis buku Perang Bush Memburu Osama menegaskan, bilamana ada staf KSP yang abai dengan etika berkomunikasi, istana dengan sendirinya akan terkena getahnya.
Oleh karena itu, pernyataan Ngabalin sebagai bahan evaluasi dalam berkomunikasi sehingga tak ada tempat bagi siapa pun yang abai etika berkomunikasi untuk tetap berkarier di Istana.
"Mereka ini hanya mempermalukan bangsa dan negara," kata Jamiluddin. (cr3/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama