jpnn.com - JAKARTA - Presidium Penyelamat Partai Golkar yang dikomandani Agung Laksono ingin menunjukkan sisi demokratis dalam pelaksanaan musyawarah nasional (munas) IX partainya yang diselenggarakan di Ancol, Jakarta, Minggu, (7/12). Karenanya, untuk proses memilih ketua umum pun harus dilakukan secara demokratis.
Menurut Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Yoris Raweyai, pemilihan ketua umum di munas tandingan itu akan dilakukan seperti sistem pemilu. Yaitu dengan menggunakan bilik dan kotak suara.
BACA JUGA: Ketua Golkar Klungkung Anggap Munas Tandingan Lebih Demokratis
"Kader harus memilih menurut hati nurani mereka. Nanti kita hanya lihat mereka masuk ke bilik untuk masukkan pilihannya di kotak suara," ujar Yoris.
Mantan anggota DPR itu menambahkan, pihaknya memang ingin adanga keterbukaan dalam proses menuju pemilihan ketua umum. Nantinya, lanjut Yoris, para calon ketua umum akan diberi waktu untuk memaparkan visi dan misi masing-masing.
BACA JUGA: Agung Ajak Kader Golkar Tak Takut Tindakan Brutal Kubu ICal
Setelah itu, para kader pemilik suara yang akan menentukan ketua umum partai berlambang beringin hitam itu. Sejauh ini ada tiga calon yang dipastikan maju, yakni Agung Laksono, Priyo Budi Santoso dan Agus Gumiwang.
"Ketiga calon pun harus siap, siapa saja dari mereka yang terpilih. Bertiga itu harus bersatu kemudian kita susun langkah-langkah ke depan. Besok kita harus daftar ke Kumham (Kementerian Hukum dan HAM, red). Malam ini kita harapkan selesai," sambung Yoris.
BACA JUGA: Munas Golkar Tandingan Putuskan Perubahan Slogan
Oleh karena bersifat terbuka, Yoris mempersilakan media meliput proses pemilihan ketua umum baru untuk Golkar. "Teman-teman pers bisa mengawal melihat, mengawasi. Inilah cara yang demokratis," tandas Yorrys.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Munas di Ancol Lebih Terlegitimasi Ketimbang di Bali
Redaktur : Tim Redaksi