Jangan Antiklimaks!

Minggu, 29 September 2013 – 07:35 WIB

jpnn.com - JAKARTA-Gelar juara Islamic Solidarity Games (ISG) III di depan mata. Di partai final, Timnas U-23 kembali bertemu Maroko yang digelar di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, nanti malam.

 

     
Peluang Indonesia cukup besar mengingat dalam laga penyisihan grup B, 19 September lalu, Maroko pernah dikalahkan oleh skuad Garuda muda 1-0. Namun, Timnas U-23 tak mau pongah.

BACA JUGA: Kesal dengan Jadwal

Pelatih Rahmad Darmawan memilih merendah menghadapi tim berperingkat 74 dunia tersebut. Menurut Rahmad, keberhasilan di laga pertama lebih karena tim Maroko belum sepenuhnya fit karena kelelahan.      

BACA JUGA: Kado Kontrak dan Posisi Puncak

Bagi pelatih 46 tahun itu, keberhasilan Indonesia mencapai partai puncak adalah buah keberuntungan. Sebab, secara peringkat Indonesia adalah yang terendah dibanding enam Negara peserta lainnya.     

"Kami beruntung berhasil menang  pertandingan pertama lawan Maroko. Kami juga beruntung lagi bisa menang atas Turki dan tampil di final. Kami berharap keberuntungan itu datang lagi," ucapnya.      

BACA JUGA: Balaskan Dendam Lama!!

Secara kekuatan, Rahmad menyebut timnya masih belum padu dan matang karena baru berkumpul dua hari menjelang laga pertama ISG. Sementara, lanjut dia, Maroko diyakini lebih matang karena tim yang dibawa sudah dua tahun dipersiapkan. Selain itu, Maroko lebih kreatif dalam menyerang, sector sayap maupun tengah sama-sama hidup saat membangun serangan.      

Meski demikian, Rahmad memiliki keyakinan bahwa keberuntungan dan kemenangan bsia kembali menanungi timnya. Tapi, dia tekankan bahwa keberuntungan bergantung bagaimana kerja keras dan effort pemain di lapangan nanti.     

Belajar dari tiga pertandingan yang telah dijalani, Rahmad menyebut kondisi saat ini kaan berbeda dibanding laga pertama. Dari sisi fisik, kedua tim juga mengalami kelelahan yang sama karena dalam semifinal sama-sama harus bermain 2 x 45 menit dan 2 x 15 menit tambahan waktu.     

Karena itu, Rahmad sudah menyiapkan strategi untuk meredam Maroko yang disebutnya memiliki organisasi permainan yang bagus. Apakah sama saat melawan Turki? Rahmad belum memastikan. Tapi, dia meyakinkan tak akan banyak perubahan komposisi yang dilakukan.
      
"Saya tidak akan melakukan rotasi secara ekstrim. Untuk formasi, tetap 4-1-4-1 atau kembali ke 4-2-3-1, tergantung bagaimana kondisi pemain besok (hari ini, red)," tuturnya.     

Pastinya, Rahmad akan melakukan perubahan dengan harapan penampilan lawan Turki yang disiplin dalam organsisi pertahanan dan sabar dalam ball possession, semakin baik. Terutama menemukan solusi di lini depan agar bisa lebih efektif membuat peluang.
      
"Disiplin dan pemain tidak boleh terpancing faktor non teknis. Pemain tenang, menjalankan taktik dengan disiplin dan fokus ke permainan. Jangan lengah dan larut dengan hasil di laga pertama," terangnya.
      
Salah satu pemain Maroko yang paling diwaspadai adalah El Karti Walid. Pemain yang disebut Rahmad cukup lincah dan memiliki kreatifitas.      
      
Sementara itu, Manajer tim Maroko Maiza Mohamed menjelaskan bahwa laga kali kedua lawan Indonesia akan berbeda. Sebelumnya, Maroko tak tampil dalam performa terbaik karena kelelahan.
      
Kali ini, pemain sudah adaptasi dan secara fisik sama-sama terkuras di laga semifinal, dia meyakini timnya bakal lebih unggul.
 
"Kami akan tunjukkan permainan terbaik tim ini. Kami datang kemari ingin meraih medali terbaik. Kami berjanji akan menampilkan permainan yang lebih baik di final," tegas lelaki dengan rambut memutih tersebut.
      
Menurut Maiza, faktor utama yang akan berpengaruh di partai pucnak nanti adalah konsentrasi pemain. Sebab, tekanan untuk pemain-pemain mudanya tak terlihat dari pendukung tuan rumah yang sampai semifinal cukup minim. (aam)
      
Indonesia U-23 (4-2-3-1)

Andritany (gk)
Alfin Tuasalamony, Manahati Lestussen, Andri Ibo, Diego Michiels.
David Laly, Dedi Kusnandar
Bayu Gatra, Andik Vermansah, Ramdani Lestaluhu
Agung Supriyanto

Pelatih: Rahmad Darmawan

Maroko U-20 (4-3-3)
Benachor Badreddin (gk)
Chibi Mohamed, Al Asbahi Anas, El Jaaquani Mohamed, Saidi Mohamed
Essaidy Youssef, Moufaddal El Mehdi, Ati Allah Omar
 El Ouardy Adnane, El Karti Waled, Moussadak Hamza

Pelatih: Benabicha Hassan

Peringkat FIFA
Indonesia : 170
Maroko: 74

Jumlah gol dicetak
Indonesia : 2 gol
Maroko: 4 gol


Perjalanan ke final

Indonesia

Penyisihan
v Maroko 1-0
v Palestina 1-2
Semifinal
v Turki 0-0 (menang adu penalty 7-6)

Maroko
Penyisihan
V Indonesia 0-1
V Palestina 3-1
Semifinal
V Arab Saudi 1-0

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persipura Masih Berharap Jacksen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler