“Tidak ada kader Golkar semilitan SultanDari kecil, beliau dibesarkan dalam lingkungan Golkar
BACA JUGA: Hamengkubuwono X Dominasi Bursa Cawapres
Jika hanya karena Sultan mencalonkan diri jadi presiden, lalu dipecat, maka keputusan itu akan mempersulit Golkar sendiri di masa datang,” kata anggota DPD-RI asal Yogyakarta, H Subardi, dalam Dialog Kenegaraan berjudul 'Persaingan Ketat Menuju Istana' yang digelar DPD, di komplek parlemen Senayan Jakarta, Rabu (28/1).Pada acara yang sama, juga tampil pembicara lain, Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso, Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq dan pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni hargens.
Partai Golkar, lanjut Subardi, mestinya bangga punya Sultan
BACA JUGA: Yang Meningkat Indeks Frustasi
Partai Golkar harus berhati-hati menyikapinya.Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar Priyo Budi Santoso menjelaskan bahwa prilaku Sri Sultan yang mencalonkan diri untuk jadi capres melalui partai Republikan sudah membuat keraguan diantara kader Golkar.
“Ulah Sultan itu, membuat kader Golkar ragu-ragu
Dia menjelaskan bahwa proses yang dilalui Sultan untuk mengambil posisi sebagai capres berbeda dengan proses yang dilalui Jusuf Kalla saat maju bersama SBY pada pilpres tahun 2004
BACA JUGA: HNW Isyaratkan Emoh Jadi Cawapres Mega
JK menemui Ketua Umum Golkar saat itu Akbar Tandjung dan minta izin untuk mendampingi SBY dan tidak ikut dalam konvensi GolkarHal yang sama juga dilakukan Prabowo yang saat ini menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.“Sebelum mendeklir sebagai calon presiden, Prabowo terlebih dahulu mendatangi Ketua Umum Partai Golkar Jusuf KallaSementara Sultan mendeklarisikan dulu jadi capres baru menulis surat ke DPP Partai Golkar,” kata Priyo.
Namun, Priyo Budi Santoso bisa memaklumi prilaku Sultan dengan mempertimbangkan latar belakang Sultan sebagai seorang raja Jawa(Fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MK : Pilgub Ulang Jatim Selesai
Redaktur : Tim Redaksi