Jangan Cuma Suarakan Gender, Perempuan juga Harus Terjun ke Politik

Rabu, 05 Agustus 2015 – 17:49 WIB
Wakil Sekjen Partai Solidaritas Indonesia, Danik Eka Rahmaningtiyas

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Danik Eka Rahmaningtiyas punya harapan besar pada Aisyiyah, salah satu organisasi ortonom bagi wanita Muhammadiyah.

Apalagi saat ini, Aisyiyah sudah berkiprah selama satu abad dan sudah menunjukkan perannya dalam bidang seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Kader-kadernya juga tidak sedikit yang berperan aktif di sektor publik dan pemerintah.

BACA JUGA: Ternyata Tidak Hanya 7, Masih Ada Daerah Lain Terancam Tak Ikut Pilkada

"Sebagai organisasi perempuan tertua di Indonesia, Aisyiah harus terus mampu berdiri di garda terdepan dengan manajemen organisasi yang kuat, pendidikan politik yang sehat, hingga konsisten berpihak pada isu-isu responsif gender di ranah publik," ujar Danik, Rabu (5/8).

Wanita yang kini menjabat sebagai wakil Sekjen Partai Solidaritas Indonesia berharap, muktamar ke-47 organisasi perempuan Muhammadiyah yang digelar di Makassar pada 3-7 Agustus 2015 tersebut bukan hanya sekadar seremonial rutin organisasi semata.

BACA JUGA: Jokowi Tolak Perppu, Bawaslu Gelar Rapat, Buruan!

"Namun momentum muktamar satu abad ini juga harus mampu menjadi pemantik perubahan gerakan perempuan yang berkemajuan," ucapnya.

Tak hanya itu, Muktamar dengan tema "Gerakan Perempuan Muslim untuk Mencerahkan Bangsa" harus bisa menjadi daya tarik tersendiri dalam kancah pergerakan organisasi perempuan di Indonesia.

BACA JUGA: Jumlah Daerah dengan Calon Tunggal di Pilkada Bisa Bertambah Lagi

Danik menambahkan bahwa sebelum masa kemerdekaan, organisasi perempuan diperuntukkan untuk pemberdayaan dan mendekatkan perempuan dengan isu-isu publik.

Sementara setelah kemerdekaan, organisasi perempuan jangan sampai menjadi ruang dikotomis partisipasi publik berbasis gender. Budaya patriarkhi yang mengakar kuat ‘mengkamarkan’ kembali perempuan yang ingin aktif di ruang publik.

"Seharusnya sebuah organisasi pergerakan bukan sekadar berbasis gender semata, namun bagaimana ‘Aisyiyah mampu mengambil peran aktif di berbagai isu publik seperti dalam bidang politik, sosial-budaya, ekonomi, dan hankam," tegasnya. (jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gatot dan Evy Kian Berani Beberkan Peran OC Kaligis ke KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler