Jangan Hanya Mengejar Khatam

Oleh: Ir H Aris Gunawan Aris*

Sabtu, 27 Juli 2013 – 22:22 WIB

jpnn.com - KETIKA Ramadan datang, suasana di masjid dan musala berubah. Jika biasanya sepi dan hanya terisi saat waktu salat jamaah tiba, suasana di bulan puasa berbeda. Anak-anak, remaja, hingga orang tua memenuhi masjid dan musala dari subuh hingga tengah malam.

Suara orang yang melantunkan tadarus Alquran pun berkumandang dari corong masjid bersahut-sahutan. Bahkan, ada beberapa masjid yang melantunkan ayat-ayat suci Alquran sehari semalam tanpa henti.

BACA JUGA: Sahabat Daihatsu Mudik Bareng

Bedanya suasana tempat ibadah saat Ramadan itu bukan tanpa alasan. Allah menjanjikan pahala yang luar biasa besar bagi orang yang membaca Alquran di bulan puasa. Karena itu, banyak orang yang berusaha khatam atau menghabiskan membaca seluruh juz dalam Alquran selama bulan puasa.

Bahkan, banyak pula yang khatam hingga berkali-kali. Masjid dan musala ramai-ramai menggelar tadarus bersama dengan tujuan yang sama, agar bisa khatam sebanyak-banyaknya. Tapi, jika ditanya apa mereka mengerti apa maksud ayat-ayat Alquran yang dibacanya, kebanyakan tidak.

BACA JUGA: Inilah Jadwal Keberangkatan Bus Mudik Bareng

Orang berbondong-bondong membaca Alquran itu baik. Tapi, akan jauh lebih baik lagi jika mengetahui makna di balik apa yang mereka baca. Dengan begitu, bacaannya lebih bermanfaat. Sebab, dalam Alquran dijelaskan ketentuan, hukum, dan pengetahuan akan berbagai hal.

Mulai kelahiran, pernikahan, perceraian, jual beli, bencana alam, surga, neraka, hingga banyak hal lainnya. Ibaratnya, Alquran adalah lampu penerang bagi manusia yang berjalan di kegelapan. Tanpa memahami Alquran, orang bagai berjalan di dalam gelap. Meraba-raba dan bisa salah arah, bahkan jatuh terjerembap.

BACA JUGA: Pensiun dari Polri, Benny Jadi Deputi BNN

Alquran adalah petunjuk, jadi harus dipakai dan dipahami betul. Sejatinya dalam Alquran pun ada ayat yang menegaskan bahwa manusia harus memahami isi kitab suci umat muslim itu. Salah satunya surat Yusuf ayat 2. Isinya, sesungguhnya kami menurunkan berupa Alquran dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya.

Sayangnya, ayat itu tidak terlalu tersosialisasi sehingga orang merasa cukup hanya dengan membaca Alquran tanpa paham maknanya. Di zaman yang serbamodern ini, mempelajari Alquran seharusnya tidaklah sulit. Tinggal punya niat atau tidak. Sebab, kini banyak gadget canggih yang bisa di-install tutorial membaca Alquran sekaligus terjemahannya.

Dengan kata lain, di mana saja dan kapan saja ada waktu luang, seharusnya orang bisa membaca Alquran. Hal itu berbeda dengan zaman dulu. Orang yang ingin membaca Alquran harus ke masjid atau di rumah. Sebab, Alquran hanya tersedia dalam bentuk cetakan buku. Jadi, seharusnya tidak ada lagi alasan sibuk.

Kebanyakan orang tua juga ingin anaknya hafal Alquran. Padahal, seharusnya orang tua membagi anaknya menjadi dua. Sebagian sebagai penghafal Alquran, sementara sebagian lagi sebagai orang yang paham Alquran. Biasanya orang yang hafal bacaan Alquran sulit menjadi orang yang paham.

Tapi, bukan berarti hafiz dan hafizoh tidak dibutuhkan. Mereka tetap dibutuhkan agar tidak ada yang menyelewengkan bacaan Alquran. Tapi, juga dibutuhkan orang yang paham isi Alquran agar bisa saling mengingatkan.

Memahami isi kitab suci umat Islam itu tidaklah sulit. Sebab, banyak ayat Alquran yang diulang-ulang. Satu ayat bisa diulang 10-30 kali, bahkan lebih di surat yang berbeda-beda. Dengan kata lain, jika tanpa pengulangan, hanya perlu sekitar 600 kalimat yang perlu dihafalkan. Karena itu, seharusnya menghafal dan memahami isi Alquran tersebut mudah. Tinggal ada kemauan atau tidak. (sha/c6/end)

*Penulis Alquran Tematik

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harus Ada Sanksi Tegas untuk Advokat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler