Jangan Konsumsi Gula Berlebih, Kulit Cepat Menua Hingga Membuat Depresi

Kamis, 19 Agustus 2021 – 13:17 WIB
Ilustrasi gula. (Foto: google/jpnn)

jpnn.com, JAKARTA - Mengonsumsi gula secara berlebih membuat kulit cepat menua.

Selain itu, juga dapat mengakibatkan depresi hingga memperparah gejala pada pasien COVID-19.

BACA JUGA: Pasien COVID-19 Jangan Konsumsi Makanan Mengandung Lemak Berlebih

Karena itu sangat disarankan setiap orang memperhatikan batas konsumsi gula setiap hari.

Kementerian Kesehatan menyatakan batas konsumsi gula per hari hanya 4 sendok makan.

BACA JUGA: Masih Tidak Percaya COVID-19? Mungkin Anda Masuk Golongan ini

Anjuran ini tidak berbeda jauh dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sejak tahun 2015 merekomendasikan batas asupan gula maksimal 10 persen dari total energi.

Free sugar yakni gula yang ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman, serta yang secara alami terdapat dalam madu, sirup, fruit juice concentrate.

BACA JUGA: Ada Sumbangan Besar dari Kelompok Golf di Pilpres 2019, Dugaan Politik Uang?

Ini artinya bila orang dewasa sehat di Indonesia membutuhkan 2000 kalori per hari, maka 10 persen dari jumlah ini yakni 200 kalori atau setara 50 gram.

Demikian menurut perhitungan Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia Cabang Banten, dr. Juwalita Surapsari.

Menurut Juwalita tren F&B pada 2020-2021 memperlihatkan hampir 7 juta orang Indonesia memesan martabak manis pada tahun 2020.

Tak hanya itu, setiap 10 detik ada 1 teh susu varian hazelnut yang masuk dalam pesanan.

Bila dihitung, dalam 1 potong martabak manis terkandung gula sekitar 12 gram atau sekitar 1 sendok makan.

Sementara teh susu berukuran 500 ml bisa mengandung 102,5 gram gula.

"Kebayang kalau 50 gram sudah batas atas (gula) yang diperbolehkan, nah ini dua kalinya."

"Orang akan cenderung kelebihan gula. Dalam 1 gelas teh susu 500 ml gulanya bisa sampai 8 sendok makan," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah-Pondok Indah, RS PELNI dan Prodia Health Care Bintaro itu dalam sebuah webinar, dikutip Kamis (19/8).

Lalu apa yang terjadi bila kelebihan gula?

Asupan gula berlebihan bila berlangsung terus menerus bisa menyebabkan berbagai manifestasi masalah kesehatan.

Mulai dari obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, kulit makin menua, gigi berlubang, orang cenderung overeating, penyakit ginjal dan liver.

Selain itu, inflamasi atau peradangan juga bisa terjadi dan ini perlu diwaspadai khususnya mereka yang menjalani isolasi mandiri akibat COVID-19.

Saat seseorang mengalami infeksi, maka tubuhnya akan berusaha melawan dengan menghasilkan respons inflamasi atau peradangan.

Juwalita mengatakan konsumsi gula tinggi menyebabkan respons inflamasi yang berlebihan dan ini akan berbanding lurus dengan gejalanya.

Di sisi lain, lingkungan dengan kadar gula tinggi disukai virus dan memudahkannya untuk bertambah banyak atau bereplikasi.

"Jangan sampai yang tadinya gejala ringan tiba-tiba saja dibawa ke rumah sakit karena gejalanya berat," katanya.

Hal lain yang terjadi akibat asupan gula berlebihan yakni melemahnya sistem imun tubuh.

Studi menunjukkan asupan tinggi gula menyebabkan menurunnya kemampuan fagosit sela imun dalam memusnahkan infeksi.

Tak hanya itu, diet tinggi gula juga akan mengacaukan aktivasi sistem imunitas bawaan.

Tak sampai pada kesehatan fisik, kelebihan gula juga bisa berdampak buruk pada kondisi psikologis seseorang.

Juwalita mengatakan kadar gula darah yang naik dan turun secara cepat akibat konsumsi makanan atau minuman tinggi gula bisa berdampak pada kondisi psikologis seseorang.

Satu studi pada tahun 2017

Seperti dikutip dari Healthline, sebuah studi pada 2017 menemukan konsumsi makanan tinggi gula dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan suasana hati pada pria.

Gangguan serupa kurang baik pada pria maupun wanita.

Berbagai penelitian juga menemukan hubungan antara diet tinggi gula dan depresi.

Konsumsi gula yang berlebihan memicu ketidakseimbangan bahan kimia otak tertentu.

Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan depresi dan bahkan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko mengembangkan gangguan kesehatan mental pada beberapa orang.


Tips Aman Konsumsi Gula

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar konsumsi gula tak berlebihan.

Pertama, boleh menambahkan gula ke dalam masakan karena jumlah yang dimasukkan biasanya tidak akan berlebihan.

Kedua, sebaiknya menghindari produk-produk yang didalamnya terdapat gula tambahan.

Misalnya ingin mengkonsumsi susu, maka waspadalah pada produk yang diberi flavored milk atau yogurt karena biasanya mengandung gula yang ditambahkan di luar laktosa.

Bila ingin minuman manis, sebaiknya carilah minuman yang berasal dari gula alami seperti sayur, buah dan susu.

"Atau bila ingin cake, jangan sampai ada minuman manis lagi di hari yang sama," tutur Juwalita.

Anda bisa menjadikan jus buah dan sayur sebagai alternatif untuk bisa memenuhi kebutuhan mikronutrisi.

Tetapi ini tak berarti menggantikan konsumsi kedua makanan ini dalam kondisi segar.

Juwalita mengatakan khusus untuk buah dan sayur bisa mengombinasikan keduanya untuk mendapatkan serat, vitamin, antioksidan.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler