Jangan Melakukan Tes Antigen Sendiri ya, Berbahaya

Minggu, 01 Agustus 2021 – 19:45 WIB
Ilustrasi - Petugas medis melakukan tes usap atau swab test. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, BANDAR LAMPUNG - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung mengimbau masyarakat tidak melakukan rapid test antigen sendiri guna mengetahui apakah mereka positif atau negatif COVID-19.

"Saya tidak menganjurkan warga melakukan rapid test antigen sendiri, karena hal itu sangat berbahaya bila tidak hati-hati," kata Ketua IDI Cabang Bandarlampung, dr Aditya M Biomed, di Bandarlampung, Minggu (1/8).

BACA JUGA: Anda Tidak Mau Divaksin? Tolong, Simak Penjelasan Dokter Indra

Dikatakan, bila ingin melakukan tes antigen sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya sebab tulang hidung merupakan tulang rawan dan di dalamnya banyak saraf arteri yang apabila tidak hati-hati melakukannya dapat menimbulkan pendarahan.

"Tulang hidung itu tulang rawan kalau dicolok-colok sama yang bukan ahlinya apalagi kualitas swabnya jelek atau keras bisa bikin lecet dan efeknya akan terjadi pendarahan," kata dia.

BACA JUGA: Cerita Mas Agung Saat Mengantar Jenazah Pasien Covid-19 yang Sudah Ditolak Puluhan Layanan Ambulans

Kemudian, lanjut dia, yang paling penting, siapa yang akan memginterpretasikan bahwa hasil swab sendiri positif COVID-19 atau negatif. Bahkan dalam alat tes antigen itu juga terdapat indikasi positif dan negatif serta invalid.

"Jadi memang menggunakan rapid tes tidak semudah yang dilihat sebab hal itu ada waktunya, tidak bisa langsung diteteskan lalu membaca hasilnya, sehingga memang yang melakukan harus mereka yang terlatih kalau masyarakat umum kan memang bukan bidangnya," kata dia.

BACA JUGA: Gus Yaqut Ucapkan Selamat Hari Raya kepada Umat Bahai, Reaksi Aziz Yanuar Keras Banget

Dokter Aditya menjelaskan bahwa pemeriksaan rapid tes antigen merupakan penunjang guna dilanjutkan ke tes polymerase chain reaction (PCR).

Namun hal tersebut dilakukan bagi kontak erat dan orang yang memiliki gejala COVID-19.

"Kalau semua makin sikat saja bahkan yang tidak bergejala main tes aja, jadi kesimpulannya apa? Nah itu jika mereka positif apakah dirujuk ke PCR atau yakin ini orang positif COVID-19 dengan hasil tes antigen sendiri. Jadi memang ini bukan pekerjaannya orang awam," kata dia.

Sementara itu, Camat Bumi Waras, Telukbetung Utara, Riana Apriana, mengatakan bahwa sekitar 70 warganya saat ini sedang melakukan isolasi mandiri (isoman) dan di antara mereka ada yang positif COVID-19 dari hasil rapid antigen sendiri.

"Jadi kan setelah dibuka call center posko kecamatan bagi pasien isoman, banyak warga yang melapor dan memberikan informasi bahwa mereka sedang isoman. Jadi ketika mereka menelpon itu saya tanya kamu positif tes dimana? Mereka bilang tes sendiri," kata dia.

Ia pun mengatakan bahwa guna memastikan warganya memang benar-benar positif COVID-19, dirinya pun meminta bukti kepada yang bersangkutan.

"Jadi kita tanya juga buktinya ada enggak kalau mereka positif COVID-19, biasanya mereka menunjukkan melalui foto ke petugas, setelah itu kita (petugas kecamatan) berikan pengawasan, obat, dan juga bantuan yang disediakan oleh pemkot. Tapi beberapa sudah ada yang sembuh juga," kata dia. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler