Jangan Paksa Siswa Beli Seragam di Sekolah

Rabu, 02 Juni 2010 – 06:12 WIB

MATARAM -- Keluhan warga mengenai banyaknya pengelola sekolah yang memaksa para siswanya membeli baju seragam di sekolah, mendapat respon dari Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.  Dengan tegas gubernur mengintruksikan agar sekolah-sekolah tidak memaksa calon siswa baru membeli seragam di sekolahMenurut gubernur, urusan di mana membeli seragam sekolah merupakan hak orang tua siswa baru.

Gubernur berjanji segera memerintahkan kepada Kepala Dinas Dikpora NTB untuk mengeluarkan edaran terkaut larangan itu

BACA JUGA: Ditinggal Mati Kekasih, Nekat Gantung Diri

"Nanti segera saya minta Kadis untuk membuat surat edaran," ujar Zainul Madji, kemarin


Permasalahan seragam ini memang setiap tahun terjadi hampir di seluruh sekolah, khususnya sekolah negeri dan di perkotaan

BACA JUGA: Dua Warga Dibakar Hingga Tewas, Kades dan Perangkat Desa Kabur

Sekolah menjadikan pembelian seragam di sekolah sebagai syarat daftar ulang
Sekolah-sekolah berdalih, itu untuk menyeragamkan seluruh siswa.

Sebelumnya, sejumlah pedagang menyampaikan aksi protes atas sikap para pengelola sekolah itu

BACA JUGA: Letusan Rinjani Tunda Lomba Pendakian

Para pedagang seragam di Pasar Kebon Roek, Ampenan merasa "tersaingi" oleh sekolahSalah seorang penjual menuturkan, sejak para guru dan kepala sekolah 'nyambi' menjadi penjual seragam dan kebutuhan siswa lainnya, pembelinya lesu"Saya akan segera minta pelarangan ini," kata gubernur.

Beberapa pedagang yang koran ini temui, menuturkan, para guru dan kepala sekolah menjadi pesaing mereka saat penerimaan siswa baruDipastikan, jika calon siswa baru itu masuk sekolah negeri, para pedagang ini tidak akan mendapat rezeki awal tahun pelajaranSegala kebutuhan sekolah mulai dari seragam, sepatu, topi, dasi, jilbab, buku, hingga kaus kaki sudah dimonopoli sekolah.

"Anak saya yang sekolah juga disuruh beli seragam di sekolahBisa bangkrut kalau semua orang beli seragam di sekolah," keluh KudusiahDituturkan pedagang lainnya, biasanya sekolah sudah menjalin kerjasama dengan pihak pengusaha seragam atau pun perlengkapan sekolah lainnyaDari kerjasama tersebut, pihak sekolah, dalam hal ini para panitia penerimaan siswa baru dan kepala sekolah mendapat uang jasa dari pengusaha tersebut.  "Ada diskonnya yang diberikan pada guruKalau jumlah siswanya banyak, makin banyak dapatnya persenan," ujarnya.

Keluhan seupa disampaikan para ibu rumah tangga yang kebetulan berbelanja di Pasar Kebon RoekMereka mengeluhkan mahalnya harga seragam yang dibeli di sekolahApalagi dalam pembelian seragam tersebut terkesan ada pemaksaan"Katanya tidak wajib, tapi diharuskan menggunakan seragam yang ketentuannya sudah diatur sekolahBelum lagi ada seragam sekolah khusus yang disediakan khsusus di sekolah ituUjung-ujungnya kita wajib beli seragam," kata ibu Tini yang anaknya duduk di bangku SMP.

Disebutkan ibu Tini, untuk seragam lengkap di sekolah dia harus mengeluarkan kocek hingga Rp 600 ribuSeragam tersebut berupa pramuka, putih, pakaian khusus sekolah dan pakaian keagamaanPadahal banyak siswa baru yang memiliki kakak kandung yang seragamnya masih layak digunakan"Padahal hanya hari Jum'at dipakai baju koko (seragam keagamaan untuk siswa Muslim, Red)," keluhnya(fat/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Sulsel Tolak Bantuan Tim Sukses Cabup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler