jpnn.com, JAKARTA - Orang tua harus berhati-hati bila buah hatinya mengalami trauma di kepala akibat benturan sesuatu.
Menurut dokter spesialis bedah saraf Siloam Hospital Asri, Dr. dr. Ronny Setiawan Sp.BS, jika benturan terjadi serius, maka akan mengganggu fungsi otak bayi.
BACA JUGA: Ipda Asep Ungkap Kondisi Terkini Bayi yang Ditemukan di Pinggir Jalan Kota Bogor
"Benturan atau trauma yang terjadi pada organ kepala manusia berdampak pada terganggunya dan atau adanya perubahan fungsi struktur di kepala yang mengganggu fungsi otak," ucapnya dalam keterangan yang diterima, Senin (17/10).
Walaupun tidak semua benturan kepala berujung pada cedera kepala serius, tetapi harus diwaspadai.
BACA JUGA: Hati-hati Menyimpan BBM di Rumah, Balita Tewas Gegara Terhirup Uapnya
Apabila pascabenturan timbul sejumlah gejala kronis segera dibawa ke rumah sakit.
"Secara medis dikelompokkan dengan kategori ringan, sedang serta berat," katanya.
BACA JUGA: Bayi Tabung ke-100 Berhasil Dilahirkan di Klinik Blastula IVF
Pada kategori ini, umumnya cedera kepala terjadi akibat aktivitas tumbuh kembang balita, kecelakaan kerja atau lalu lintas pada usia produktif, dan kondisi kesehatan yang makin menurun di kalangan lanjut usia (lansia).
Dia mengingatkan pascatrauma kepala, urgensi pertolongan dengan membawa ke rumah sakit harus dilakukan apabila ditemui sejumlah hal sebagai berikut, yaitu penderita tidak sadarkan diri lebih dari lima menit.
Kemudian, penderita mengalami amnesia, muntah atau kejang-kejang, serta gangguan komunikasi atau tidak sadarkan diri.
Apabila ketiga gejala ini tidak terjadi pascabenturan di kepala, satu hal penting saat memberikan pertolongan adalah menenangkan si penderita dan melakukan komunikasi.
"Juga tetap waspada, mungkin saja terjadi penurunan fungsi otak pascatrauma," lanjut dokter Ronny.
Hambatan komunikasi kerap terjadi setelah terjadinya benturan kepala pada bayi atau usia balita.
Urgensi penanganan dapat dilakukan apabila bayi atau anak usia balita mengalami pingsan atau terlihat diam, membisu dengan tatapan mata yang kosong.
"Jika melihat keadaan ini terjadi pada sang bayi, orang tua harus segera membawanya ke rumah sakit," ujarnya.
Penanganan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) secara modern dilakukan melalui CT-Scan (hasil cepat) yang menjadi tindakan penting untuk menentukan arah tindakan selanjutnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Menulis Pengakuan Irjen Teddy Minahasa yang Terjerat Kasus Narkoba
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad