Jangan Remehkan Molotovnya, Tapi Seriusi Jaringannya

Senin, 14 November 2016 – 11:22 WIB
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengingatkan intelijen dan aparat keamanan tidak meremehkan aksi pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda, Minggu (13/11). Menurutnya, persoalannya bukan hanya aksi pemboman, tetapi pelaku dan jaringannya.

Hasanuddin mengatakan, pelaku yang bernama Juhanda alias Jo punya rekam jejak sebagai pelaku teror. Sebab, Jo termasuk jaringan Pepi Vernando yang menebar teror melalui bom buku pada Maret 2011.

BACA JUGA: Dorong Polri Tetap Objektif dan Profesional Tangani Kasus Ahok

"Caranya memang konvensional. Bom molotov itu mudah sekali buatnya. Tapi, bila melihat rekam jejak pelaku yang tertangkap, ini yang mesti disikapi secara serius,” Hasanuddin melalui layanan pesan singkat, Senin (14/11).

Mantan Sekretaris Militer Kepresidenan itu menambahkan, pelempar molotov di Gereja Oikumene Samarinda itu juga ditengarai pernah bergabung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kaltim. Kelompok itu disebut-sebut punya kaitan dengan kelompok Anshori di Jawa Timur yang kabarnya akan memasukkan senjata api dari Filipina.

BACA JUGA: Hmmm... Sepertinya Ada Skenario Adu Domba di Balik Bom Gereja Samarinda

Karenanya Hasanuddin mengatakan, polisi dan intelijen semestinya bisa menelisik jaringan yang terkait bom gereja Samarinda. Sebab, sambung politikus PDI Perjuangan itu, informasi intelijen tentang jaringan teror bisa dimanfaatkan untuk pencegahan terorisme.

"Data akurat itulah dapat digunakan untuk melakukan pemberantasan teroris di lapangan. Tanpa data akurat kita akan kecolongan," pungkas pensiunan TNI berpangkat mayor jenderal itu.(ara/jpnn)

BACA JUGA: Pembangunan Tol Jakarta-Depok Digeber

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jimly Tak Rela Umat Islam Diajak Demo untuk Lengserkan Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler