jpnn.com, JAKARTA - Salah seorang kreator digital asal Bandung Vicky Sunaryo menilai generasi milenial dan Gen Z memiliki paradigma sendiri dalam memilih pekerjaan.
Menurut Vicky, generasi yang lahir pada rentang waktu 1981-1995 dan 1996-2012 itu tidak ingin sekadar bekerja, tetapi butuh tujuan, dan tujuan itu terkait dengan mimpi mereka.
BACA JUGA: Tak Hanya Demo, Buruh Bakal Lakukan Ini untuk Memperjuangkan Upah
“Milenial itu tak mau melihat pekerjaan sebagai kebutuhan, melainkan keinginan,” kata Vicky.
Pria yang juga key opinion leader (KOL) itu tak heran melihat banyak milenial yang memilih jadi pekerja lepas.
BACA JUGA: Partai Buruh akan Ambil Langkah Terkait UU Cipta Kerja
Selain karena memberi kebebasan waktu dan tempat bekerja, menjadi freelance membuat milenial bisa memilih pekerjaan yang mereka inginkan.
"Freelance ini bisa sangat informal dan fleksibel ikatannya. Standar harga, timeline pekerjaan, hingga termin pembayaran semua bergantung komunikasi kedua belah pihak,” kata Vicky.
BACA JUGA: Bamsoet Ajak Generasi Milenial Bijak Bermedsos dan Tak Ikut Menyebar Hoaks
Menjadi freelance membuat Vicky sendiri punya waktu untuk mengembangkan bisnisnya.
Sambil bekerja di depan laptop, dia bisa memantau sejumlah unit usaha sepatunya di Jawa Barat.
Selain itu, pekerja freelance bisa memiliki pendapatan di atas UMR. Sebab, jumlah pekerjaan yang mereka terima setiap bulannya tak ada batasan.
“Yang penting deadline-nya bisa terpenuhi dan komunikasi dengan klien tetap bisa intensif,” katanya. (*/adk/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Adek