Jangan Sampai Riset Vaksin Covid-19 Disusupi Mafia Kesehatan

Rabu, 22 Juli 2020 – 19:39 WIB
M Nabil Haroen. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen menyatakan dukungannya terhadap berbagai upaya untuk menemukan vaksin Covid-19.

Namun, legislator PDI Perjuangan itu juga mengingatkan jangan sampai upaya itu disusupi oleh mafia kesehatan.

BACA JUGA: 4 Kabar Gembira soal Vaksin COVID-19, Simak Pesan Erick Thohir untuk Rakyat Indonesia

Hal ini disampaikan politikus yang beken disapa dengan panggilan Gus Nabil tersebut, merespons pengadaan dan uji laboratorium vaksin Covid-19 yang sedang dilakukan pemerintah maupun BUMN.

"Kita perlu dukung langkah-langkah taktis dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Namun, jangan sampai ada mafia kesehatan. Juga, dalam konteks pengadaan vaksin Sinovac yang bekerja sama secara langsung dengan Biofarma," ucap Gus Nabil dalam keterangannya, Rabu (22/7).

BACA JUGA: Awas, Hacker Antek Rusia Gentayangan Sasar Riset Vaksin Covid-19

Sebagaimana diketahui, sebanyak 2.400 dosis vaksin Sinovac telah tiba di Indonesia. Rencananya, vaksin ini akan diuji klinis tahap 3, pada Agustus mendatang.

Pihak Biofarma menggandeng Sinovac dalam pengembangan vaksin, karena dianggap ada kesamaan kompetensi antara dua perusahan farmasi itu.

BACA JUGA: Vaksin Corona Akan Disuntikkan ke Warga Bandung, Wawako: Dicek Dulu!

Nah, dari progres itu, kata Gus Nabil, Biofarma harus memberikan informasi ke publik secara detail dan teratur, agar tidak ada kesalahpahaman ataupun mispersepsi.

"Termasuk jangan sampai ada mafia kesehatan yang memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan besar di tengah pandemi," tegasnya.

Ketua umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini mengatakan, pemerintah harus mendorong pemberdayaan riset-riset kesehatan di Indonesia.

Sejauh ini, pandemi Covid-19 membuka ruang apresiasi terhadap berbagai penelitian bidang kesehatan.

Di sisi lain, pemerintah juga harus memberi ruang dan mengapresiasi kampus-kampus dan lembaga riset yang telah mencipta produk, baik alat kesehatan, vaksin maupun obat herbal.

Sejauh ini, banyak peneliti dari Indonesia yang sudah meriset dan melaporkan hasilnya. Oleh karena itu, pemerintah harus mendukung agar riset-riset ini bisa diterima di publik sesuai dengan standar kesehatan internasional.

"Kita punya potensi besar yang harus dimaksimalkan, jangan sampai Indonesia hanya jadi pasar produk dari negara lain," tandas Gus Nabil. (fat/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler