jpnn.com, JAKARTA - TELUR asin adalah telur bebek yang diawetkan dalam air garam selama beberapa minggu.
Telur bebek digunakan (sebagai pengganti telur ayam yang lebih populer) karena tekstur cangkangnya yang memungkinkan penyerapan air garam lebih menyeluruh.
BACA JUGA: Pengusaha Telur Asin Merindukan Garam Yang Menghilang
Setelah diawetkan dalam air garam, telur bebek mengembangkan konsistensi krim dengan rasa asin yang kaya.
Selain itu, tekstur yang dimiliki oleh telur bebek lebih kenyal dan rasanya lebih gurih daripada telur ayam.
BACA JUGA: Bahan Baku Telur Asin Langka
Namun, waspadai risiko kesehatan yang muncul akibat terlalu sering mengonsumsi telur asin. Hal ini karena telur asin mengandung natrium (sodium) dan kolesterol yang tinggi.
Menurut laman Genpi.co, Selasa, makanan yang mengandung banyak garam berarti mengandung natrium dengan kadar tinggi.
BACA JUGA: Jangan Lupa Oleh-oleh Telur Asin
Kandungan natrium yang tinggi biasanya ditemukan dalam makanan siap saji dan makanan olahan atau kemasan. Telur asin juga termasuk makanan yang tinggi natrium.
WHO (World Health Organization) atau Lembaga Kesehatan Dunia menyarankan asupan garam hanya 5 gram (setara dengan natrium 2.000 mg) per hari.
Jarang sekali seseorang bisa mengalami kekurangan natrium, kecuali bila menderita diare, kekurangan gizi, dan gagal jantung.
Sebaliknya, terlalu banyak natrium juga jelas tidak baik bagi kesehatan dan bisa menimbulkan berbagai gangguan.
Berdasarkan sejumlah studi, pola makan yang tinggi kandungan garam, termasuk terlalu sering mengonsumsi telur asin, bisa meningkatkan risiko kanker lambung.
Telur asin dengan kandungan garam yang tinggi juga bisa menyebabkan hipertensi, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Kadar garam yang tinggi dalam telur asin bisa mengakibatkan penimbunan cairan di dalam tubuh.
Hal ini akan menyebabkan pembengkakan di kaki serta meningkatkan beban kerja jantung.
Ini karena konsumsi garam yang tinggi bisa meningkatkan pertumbuhan Helicobacter pylor.
Yaitu bakteri yang bisa menyebabkan peradangan dan ulkus lambung, serta meningkatkan risiko kanker lambung.
Di samping itu, telur asin dan asupan tinggi garam lainnya juga bisa merusak lapisan lambung sehingga lebih rentan terpapar karsinogen.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa