Jangkauan Bantuan Masih Lemah

1563 KK Warga Sungai Sapih Tak Tersentuh

Kamis, 08 Oktober 2009 – 11:47 WIB
PADANG- Posisi di tengah perkotaan tak menjamin dapat menerima bantuanIni yang dialami 1563 KK warga Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang

BACA JUGA: Jadi Terdakwa, Antasari Tak Bisa Lagi Pimpin KPK

Padahal, kerusakan parah akibat gempa berkekuatan 7,6 SR juga memporakporandakan daerah tersebut.

Sedikitnya, 1059 rumah warga mengalami rusak berat
Sementara 514 rusak sedang dan 221 rumah rusak ringan

BACA JUGA: Denny Bilang Presiden tetap Harapkan KPK Independent

Tidak hanya itu, gempa juga merusak 4 masjid, 3 musala dan 2 SD
Pada peristiwa tersebut dua manula meninggal dunia

BACA JUGA: Presiden Tidak Intervensi Golkar

Dia adalah Darwas (73) dan Nurila (85)Sedangkan Reno (59) mengalami luka para akibat tertimpa reruntuhan rumahnya.

Farizal, tokoh masyarakat Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang kepada JPNN mengatakan bahwa para korban sangat mengharapkan bantuan berupa tenda dan logistik makanan.

"Saat ini ada bantuan seperti beberapa liter beras dan 4 bungkus mie instan untuk setiap keluargaTidak cukup untuk makan jika anggota keluarga mereka jumlahnya banyakMereka berteduh di reruntuhan dengan memanfaatkan bangunan yang masih bisa dimanfaatkan," kata Farizal ketika ditemui di Posko Bersama Indopos Peduli, Kabisat Indonesia dan Oxfam GB di Koto Panjang Ikur Koto, Padang.

Jumlah bantuan yang diterima warga tersebut sangat jauh dari standar penanganan kebutuhan hidup bagi para pengungsi pada tahap penanganan emergensi (Sphere)Spahere sendiri merupakan pakta hasil kesepakatan konprensi sejumlah lembaga kemanusiaan internasional.

Dalam menangani bencana, Sphere mewajibkan kebutuhan pokok para korban bencana di antara tempat pengungsian yang layak, sanitasi dan air bersih, logistik makanan, kesehatan dan lainnya.

Sayangnya, dalam penanganan bencana di Sumbar, untuk urusan tenda pengungsi saja Badan Nasional Penanggulangan Penanggulangan Bencana kewalahanAkibatnya, banyak korban dalam kondisi tidak mendapatkan bantuan yang layakbegitu juga dengan logistik makanan, sanitasi dan air bersi serta kesehatan. 


Karena terbatasnya stok logistik, Posko Bersama Indopos Peduli, Kabisat Indonesia dan Oxfam GB hanya bisa memberikan bantuan berupa tenda sebanyak 40 unitBantuan tersebut diserahkan langsung kepada keluarga yang paling membutuhkan dengan dibantu beberapa tokoh masyarakat setempat.

"Kami sangat berterima kasihIni sudah mengurangi penderitaan warga, semoga ada pihak lain yang mendengarkan penderitaan warga kami," kata Farizal

Koordinator Gudang dan Logistik Posko Bersama Indopos Peduli, Kabisat Indonesia dan Oxfam GB, M Rusli  mengatakan saat ini lembaga donor yang membantu tenda tidka banyak jumlahnyaHanya ada bantuan beberapa tenda kecil yang dipasang di beberapa pemukiman pendudukIronisnya, tenda-tenda tersebut dipasang di dekat jalan sehingga seolah-olah sudah menjangkau semua wilayahPadahal, pemukiman penduduk yang berada di bagian dalam justru lebih banyak yang membutuhkan bantuan.

"Kami berharap bantaun bisa dilebih menyentuh titik pengungsian yang lebih membutuhkan," kata Rusli lagi.

Dikatakan Rusli, saat ini Kabisat Indonesia dan Oxfam Gb sedang kehabisan stok bantuan tendaPadahal, kebutuhan masyarakat pengungsi sangat besarKarena itu, lembaga donor bisa menyiapkan bantuan berupa tenda selain kebutuhan tanggap darurat lainnya.

"Kami berupaya meminta ke mitra jaringan lainnyaSemogga ada stok tenda lainnya agar para pengungsi bisa berteduh lebih nyaman," pungkasnya.(fuz/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tumpak Satu Angkatan dengan Jaksa Agung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler