NINIH Muthmainah, istri pertama Aa Gym atau yang akrab disapa Teh Ninih, masih aktif mengajar di Pondok Pesantren Daarut TauhiidMisalnya, yang disaksikan Jawa Pos Sabtu sore lalu (8/1), sekitar pukul 16.00
BACA JUGA: Golkar Tuding Satgas PMH Permainkan Isu Gayus
Sabtu akhir pekan itu, Teh Ninih memang dijadwalkan mengisi muhasabah (renungan) khusus untuk muslimah di Gedung Muslimah Centre Daarut Tauhiid."Ada kajian dengan Teh Ninih," kata salah seorang santriwati yang ikut acara itu tanpa melihat wajah Jawa Pos yang menunggu di depan pintu
BACA JUGA: Blokir Blackberry Sudah Harga Mati
Acara tersebut didesain menginap dan baru selesai Minggu menjelang siang"Beliau memang masih sering datang untuk mengajar," ujar seorang santriwati yang mengaku bernama Santi saat ditemui Jawa Pos di kawasan Ponpes Daarut Tauhiid
BACA JUGA: KPK Telah Periksa Akil Mochtar
Namun, Santi tidak mengetahui apakah Teh Ninih benar-benar sudah berpisah dengan Aa Gym"Kami tidak mau ikut-ikutan (bicara) soal itu," katanya lalu buru-buru pamitTeh Ninih dinikahi Aa Gym pada 5 November 1987 di rumah orang tuanya, Pesantren Kalisari, Cijulang, Ciamis SelatanMaharnya, uang Rp 300 ribuAa Gym mengenal Ninih saat menjadi panitia acara Nuzulul Quran di Masjid At Takwa, kompleks KPAD, Bandung
Mereka dikaruniai tujuh anakYakni, Ghaida Tsuraya, Ghazi Al Ghifari, Ghina Rhoudotul Jannah, Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fatimah, Muhammad Ghaza Al Ghazali, dan Gheriya RahimaGhaida, putri sulungnya, sudah menikah dengan Harfinandi Irham pada 23 November 2008."
Asep Rukmana, salah seorang warga yang tinggal di sekitar pesantren, mengatakan melihat Teh Ninih hanya setiap akhir pekan"Cuma Minggu, kalau hari-hari biasa mah tidak kelihatan," katanya.
Hal itu terjadi sejak beberapa bulan lalu"Jangankan jalan berdua dengan Aa, sendirian saja tidak pernah lagi," ujar Asep yang membuka usaha gerai pulsa dan kelontong tersebut
Kondisi Daarut Tauhiid sepintas tidak berubahSelama dua hari (7/1-8/1), Jawa Pos berada di sekitar pesantren yang pernah moncer sebelum Aa Gym berpoligami ituJamaah yang salat di Masjid Daarut Tauhiid tetap penuh"Tetapi, ini jauh jika dibandingkan dengan tahun-tahun dulu," kata Haji Suhali, salah seorang warga yang rutin salat berjamaah di Masjid Daarut Tauhiid
Pengurus pondok tidak mau melayani pertanyaan soal kabar perpisahan Aa GymMereka terkesan saling melempar"Coba tanya ke kantor humas," kata Ikhwan, petugas sekretariat pimpinan Daarut Tauhiid.
Ketika didatangi, kantor humas sepiHanya ada seorang petugas yang buru-buru menjauh saat tahu ada wartawan"Telepon saja ke 022-70841963 pada hari kerja," ujarnya"
Kondisi pesantren juga tampak lengangHanya terlihat beberapa santri mukim yang mengenakan slayer kuning di lehernya sebagai tanda pengenal"Aa tidak tentu jadwalnya di sini (Bandung)Kalau sedang tidak ada agenda, biasanya beliau mengisi kajian rutin habis subuh," jelas seorang santri yang mengaku bernama Ahmad
Omzet kios-kios di sepanjang pintu masuk Daarut Tauhiid juga berkurang"Sekarang sepi, tidak banyak yang wisata di akhir pekan," ungkap Yayah Komariah, penjaga gerai busana muslimah
Pernak-pernik khas Daarut Tauhiid tidak diproduksi lagi"Sekarang sudah tidak adaDulu ada handycraft, stiker, topi, dan jaketTetapi, sekarang sudah tidak produksi lagi," kata Iman, penjaga supermarket Daarut Tauhiid.
Selain supermarket, Daarut Tauhiid memiliki banyak anak usaha seperti koperasi, biro umrah dan haji, serta penerbitanDaarut Tauhiid juga pernah memiliki MQTVNamun, karena kendala biaya, pengoperasiannya terganggu(rdl/c7/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satukan Visi, SBY Kumpulkan Kepala Daerah
Redaktur : Tim Redaksi