jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus menjaring masukan, dan konsisten terhadap apapun untuk kemajuan pariwisata Indonesia.
Salah satunya adalah masukan dari profesionalisme di bidang perhotelan terkait dengan pemasaran untuk wisatawan mancanegara dari Timur Tengah (Timteng).
BACA JUGA: Ini Dia! Promosi 360 Derajat buat Turis Seksi Timur Tengah
"Kita perlu mengetahui bahwa pasar Timteng terdiri dari dua segmen, native dan expatriat. Expatriat yang bekerja dan tinggal umumnya bisa berasal dari Australia, Eropa, India, Pakistan, dan Bangladesh. Oleh karena itu strategi kita pun harus dapat di-adjust. Mereka pada umumnya bekerja di sektor perminyakan, airlines, gas, dan telekomunikasi. Ini harus menjadi perhatian kita semua, dan produk kita harus ditawarkan dengan tepat sasaran,” ujar Vice President Sales Marketing Distribution Accorhotels untuk Malaysia, Indonesia, dan Singapore, Accor Hotels Group, Adi Satria.
Untuk menyamakan satu visi dan misi di Kemenpar, semua lapisan antareselon dikumpulkan oleh Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika (ETTAA), untuk menggelar kegiatan penyusunan rumusan kebijakan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK), yang dilaksanakan di Hotel Novotel Jakarta dari tanggal 21 hingga 23 Juni 2016, Jakarta.
BACA JUGA: Incar Wisman Timur Tengah, Kemenpar Gelar NSPK
Nah, Adi Satria menjadi salah satu nara sumber yang dihadirkan Asdep yang dipimpin Nia Niscaya tersebut. Adi menceritakan, tentang Accor Hotels yang dipimpinnya telah membeli Fairmount Raffless Hotel, salah satu jaringan hotel mewah di dunia dan ini tentunya sangat penting bagi pasar Timur Tengah.
"Kenapa demikian, karena yang perlu kita ketahui bahwa orang Timteng rata-rata menyukai segmen luxury atau upscale, karena rata-rata di tiap negara Timur Tengah memiliki GDP yang sangat tinggi,” kata pria bertubuh tambun itu.
BACA JUGA: Kenali, 8 Tanda Anda Mengonsumsi Terlalu Banyak Gula
Dalam paparannya, di depan puluhan staf dan pejabat Kemenpar, Adi membahas tentang object, approach, dan strategic partnership dalam pembangunan marketing mix di wilayah Timteng. "Nah, negara-negara yang menjadi kunci di Timteng adalah Saudi Arabia, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Qatar, dan Oman,” ujarnya.
Kata Adi, segmentasi pasar Timteng yang ada saat ini adalah Leisure: FIT (Free Individual Traveler) dan GIT (Group Individual Traveler), Business: FIT dan GIT dan Expatriate. ”Untuk expatriat di UEA, bisa dibagi menjadi dua wilayah utama yaitu, Abu Dhabi dan Dubai. Abu Dhabi dan Dubai sangat penting karena terdapat pemimpin yang berbeda untuk kedua wilayah tersebut. Selain itu, keduanya berpotensi dalam membangun corporate partnership, terutama airlines-nya, Emirates yang memiliki cukup banyak frekuensi ke Indonesia, sangai baik untuk tanah air kita,” kata Adi.
Khusus untuk Arab Saudi, masih kata Adi, pasar utama di Arab Saudi bukanlah Mekkah dan Madinah, melainkan Jeddah, Riyadh, dan Dammam. "Sangat penting untuk melakukan segmentasi employer jikakita membangun strategic partnership. Dan saya yakin, Kemenpar di bawah Komando Pak Arief Yahya dan Timteng di bawah pimpinan Nia Niscaya mampu melaksanakan semua dengan solid, speed dan smart untuk pariwisata Indonesia,” katanya.
Sementara itu, salah satu narasumber lainnnya, Director of Strategi Partnership AccorHotels Malaysia, Singapore, and Indonesia Helmy Kurniawan membeberkan pengalaman saat melakukan sales mission, fam trip, exhibition di Timteng. Di Timteng, imbuh Helmy, uraiannya yang diuji terdiri dari, market origin,market segment, market destination, dan market characteristic.
Dalam penjelasannya, market origin terdiri dari dua: yaitu Arab Saudi dan UEA. Sedangkan market segmen terdiri dari honeymoon, family, dan single traveler. Segmen honeymoon adalah pasangan muda yang baru menikah dan ingin berlibur. Segmen family: bekeluarga, kelompok perusahaan, family. Single traveler; traveling ke Indonesia.
"Dari ketiga market segmen tersebut, terdapat market destination yang sangat diminati umumnya oleh para wisatawan Timur Tengah yaitu: Jakarta, Puncak Bogor, Bandung, Bali, dan Lombok (NTB). Setiap segmen juga memiliki market characteristic. Misalnya, Untuk honeymoon, mereka membeli paket wisata melalui travel agent (GTA, Hoteliers, lots of hotels, DoTW), destinasi favorit antara lain di Jakarta adalah Ancol dan Mangga Dua, selain itu Bali dan Lombok. Sedangkan untuk hotel? Ya harus hotel yang memiliki connecting door,” tuturnya. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata, Minyak Kelapa Kaya Manfaat
Redaktur : Tim Redaksi