Jaringan Dibangun Tahun 2014 tapi Listrik Belum Menyetrum Sambau Sampai Sekarang

Senin, 04 Mei 2015 – 19:15 WIB

jpnn.com - LINGGA - Kebutuhan listrik warga kampung Sambau, desa Limbung, Lingga, Kepri, belum juga terpenuhi. Jaringan listrik dan rumah mesin yang dibangun tahun 2014 lalu belum dapat diaktifkan sebab mesin generator pembangkit listrik tidak tersedia, Senin (5/4).

Pantauan dilapangan, puluhan kayu sebagai tiang listrik lebih kurang tiga meter di cat berwarna hitam telah terpasang rapi mengelilingi kampung Sambau. Pondasi kayu di cor dengan semen. Begitu juga kabel dan lampu jalan, telah terpasang rapi kerumah-rumah warga lengkap dengan KWH.

BACA JUGA: Meski Dilarang, Gula Pasir Impor Tetap Beredar di Tanjungpinang

Tepat dibelakang rumah salah seorang warga, terdapat bangunan rumah mesin. Ukurannya tak besar, lebih kurang 4x4 meter. Namun, tidak terdapat generator. Hal ini membuat jaringan listrik yang dipasang tidak dapat diaktifkan dan membawa manfaat untuk masyarakat. Karena tak kunjung dilengkapi dan dinyalakan, warga kampung Sambau tetap gunakan mesin disel untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Karim, RT 01 kampung Sambau mengatakan, sejak dipasang jaringan listrik dan rumah mesin dibangun, Ia sangat berharap listrik di kampungnya dapat terpenuhi. Namun, pembangunan yang setengah-setengah tersebut, sampai saat ini, dituturkan Karim belum juga dapat dinikmati warga.

BACA JUGA: Biaya Pilkada Bupati Karimun Diusulkan Rp 28 Miliar yang Cair Rp16,7 Miliar

"Sampai saat ini, belum pernah menyala. Yang dibangun hanya rumah mesin dan jaringan listrik. Tapi mesin pembangkit listriknya tak ada," ungkap Karim.

Sementara itu, dituturkan Karim, sejak proyek tersebut selesai awal tahun 2015 lalu, banyak warga yang menanyakan kepadanya. Kapan listrik diaktifkan. "Warga ramai yang mendatangi dan bertanya. Kita juga pernah tanyakan sama yang kerja, tapi kata mereka belum. Sampai saat ini, kita juga masih menunggu," tuturnya.

BACA JUGA: Mendagri Tunggu Pemberitahuan Vonis Bebas Sekda Sumut

Karena tak ada kejelasan, warga terpaksa terus menggunakan mesin disel untuk kebutuhan listrik. Setiap hari dengan mesin disel pribadi, kebutuhan listrik hanya berlangsung dari pukul 06.00 WIB malam hingga jam 11.00 WIB.

"Kita pakai mesin sendiri. Minyaknya solar 1 gia (red takaran 5 liter) Rp 45.000 untuk tiga malam. Jadi pengeluaran kita lebih mahal untuk listrik," ungkap warga lainnya.

Namun begitu, karena tak bisa berharap banyak, meskipun mahal, kampung yang didiami warga Melayu, Thiong Hua dan Suku Laut ini terpaksa menanggung beban lebih. Warga berharap, pemerintah daerah secepatnya mengaktifkan jaringan listrik kampung Sambau.

Untuk diketahui, proyek pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan dengan pekerjaan belanja modal dan pembanguan rumah genset di Sambau desa Limbung pada 20 Agustus 2014 lalu, di prakarsai oleh dinas Pertambangan dan Energi. Sampai berita ini ditulis, dinas terkait belum dapat dikonfirmasi. (cr11/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gadis Cantik yang Dibunuh Usai Diperkosa Dikenal Taat Beribadah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler