jpnn.com, JAKARTA - Jasa Raharja bersama Korlantas Polri menggelar Aksi Keselamatan Jalan dalam rangka Operasi Keselamatan 2024, di Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (2/3/2024).
Operasi Keselamatan dan Pencanangan Aksi Keselamatan Jalan itu dilakukan dalam rangka cipta kondisi Kamseltibcar Lantas menjelang IdulFitri, meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas, dan menurunkan angka fatalitas kecelakaan serta pelanggaran lalu lintas.
BACA JUGA: Ciptakan Inovasi Keselamatan Berlalu Lintas, Jasa Raharja Libatkan Generasi Muda
Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono mengatakan di Indonesia pada 2023 total korban kecelakaan yang mendapatkan santunan Jasa Raharja sebanyak 152.243 jiwa atau mengalami peningkatan sebesar 5,8 persen dari tahun sebelumnya.
Dia menyebut angka kecelakaan lalu lintas didominasi oleh sepeda motor dengan persentase sebesar 77,05 persen.
BACA JUGA: Tangkas Motor Gandeng Jasa Raharja untuk Asuransi Kehilangan
Menurut dia, korban kecelakaan di Indonesia rata-rata usia produktif, dengan persentase 39,48 persen rentang usia 6–25 tahun dan 40,18 persen rentang usia 26–55 tahun.
Meski demikian, angka fatalitas korban turun 6,8 persen.
BACA JUGA: Gelar Sosialisasi Program Kerja, Jasa Raharja Bahas soal Penghapusan Data Kendaraan Bermotor
“Artinya sebagian besar korban kecelakaan merupakan masyarakat dengan usia produktif dan tidak menutup kemungkinan mereka adalah seorang kepala keluarga,” ujar Rivan.
Gelar Pasukan Keselamatan Candi TA 2024 dan Pencanangan Aksi Keselamatan Jalan itu merupakan salah satu langkah konkret dalam mewujudkan komitmen penanggulangan laka lantas di Indonesia.
“Kami dari Jasa Raharja dan juga Polri yang terlibat penuh dalam 5 pilar keselamatan, tentunya akan terus melakukan upaya dan kolaborasi dalam menekan angka kecelakaan di Indonesia,” ucap Rivan.
Kakorlantas Polri Irjen Pol. Aan Suhanan menyampaikan kecelakaan lalu lintas secara nasional masih relatif tinggi.
Pada 2023 ada lebih dari 152 ribu kejadian laka dengan korban meninggal dunia lebih dari 27 ribu orang.
“Artinya, setiap hari ada 76 korban meninggal dunia dan setiap jam ada 3 orang. Ini sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Pencanangan Aksi Keselamatan Jalan dilakukan pada 2 Maret sesuai dengan penandatanganan Resolusi PBB tentang Aksi Keselamatan Jalan.
Aksi ini, kata Aan, bukan hanya sekadar seremoni, tetapi akan dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia dengan melibatkan seluruh pilar negara, termasuk semua lapisan masyarakat.
Salah satu tindaklanjut dari pencanangan ini, kata Kakorlantas, akan dilakukan Operasi Keselamatan Jalan yang berlangsung selama 2 pekan, yakni mulai 4-17 Maret 2024.
Ada 11 sasaran pelanggaran utama dalam operasi tersebut, antara lain berkendara menggunakan handphone, pengendara di bawah umur, sepeda motor berboncengan lebih dari satu orang, pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm SNI, dan pengemudi mobil yang tidak menggunakan safety belt.
Ada juga berkendara dalam pengaruh alkohol, melawan arus, melebihi batas kecepatan, kendaraan over dimension dan overloading, sepeda motor dengan knalpot tidak sesuai spesifikasi teknis, kendaraan yang menggunakan lampu isyarat (strobo) dan isyarat bunyi (sirene), serta kendaraan menggunakan pelat nomor khusus/rahasia.
“Tentu pelanggaran-pelanggaran lainnya tetap akan kita tindak,” ujar Aan. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jasa Raharja Catat Fatalitas Korban Kecelakaan Lalu Lintas Turun 3,41 Persen
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian