jpnn.com - PEKANBARU - Jasad Riski Okfi Yosa Nanda (23) yang ditemukan tewas bersimbah darah di fly over Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru Rabu (30/12) kemarin, dibawa pihak keluarga. Meski ada luka robek di leher, namun mereka tidak bersedia untuk diproses lebih lanjut.
Hari itu juga, jasad alumni STIKes Maharatu Pekanbaru angkatan 2011 ini dibawa ke kampung halamannya, Pangkalan, Sumbar. Pihak keluarga menjemputnya saat dititipkan pihak kepolisian di kamar jenazah RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
BACA JUGA: Gelapkan Sepeda Motor Ditangkap Bawa Sabu
Iska (29), abang kandung Riski yang ditemui Pekanbaru MX (group JPNN), di ruangan Instalasi Pemulasaran Jenazah RSUD Arifin Achmad mengatakan, ia menolak adiknya untuk diotopsi. “Kami tidak ingin jasad Riski diapa-apakan lagi. Kami ihklas dengan kejadian ini. Biarlah adik kami tenang di alamnya nanti,” kata Iska.
Di tempat yang sama, Dimas (24) salah satu rekan dekatnya sewaktu di kampus mengatakan, kepribadian Riski dikenal sangat tertutup dan baik.
BACA JUGA: Polisi dan Perampok Baku Tembak, sayangnya...
Ia tidak menyangka hal ini terjadi pada temannya tersebut.
“Di saat kami kuliah ia (Riski) tidak pernah berbuat masalah. Malahan anaknya tertutup dan baik. Namun selesai wisuda, saya tidak pernah lagi ketemu. Tiba-tiba dapat kabar ia sudah meninggal,” ujarnya.
Sementara Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Ariyanto SIK menyebutkan, penyebab luka robek di leher korban belum bisa dipastikan.
BACA JUGA: SEDERHANA! Ingin Pesta Kembang Api, Dompet Kosong, Bobol Toko Kembang Api
Pihaknya masih menunggu hasil visum dari rumah sakit. “Ada saksi penjual nasi goreng korban terjatuh dari sepeda motor. Namun masih kita dalami penyebabnya setelah adanya hasil visum rumah sakit. Kemarin pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi,” ujarnya.
Kepastian juga belum disampaikan Kapolsek Bukitraya AKP Ricky Ricardo SIK. “Kita belum bisa memastikan, apakah ini pembunuhan atau kecelakaan lalu lintas. Kita masih tunggu hasil visum dari rumah sakit,” ujarnya.
Dikatakannya, saat ini polisi kesulitan dalam melakukan penyelidikan. Hal tersebut dikarenakan waktu kejadian yang saat itu keadaan jalan sedang sepi.
Terpisah, Kasubdit Bidokkes RS Bhayangkara Polda Riau Kompol Supriyanto menyatakan, luka robek di leher korban diduga akibat penganiayaan. Namun, tidak diketahui pasti alat yang melukainya.
“Apakah karena sajam atau benda tumpul tidak diketahui, karena tidak dilakukan otopsi,” ungkapnya.(mg1/MXK/MXM/ray)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dor! Mobil Dokter Ditembak dari Belakang
Redaktur : Tim Redaksi